Liputan6.com, Jakarta Mengenakan seragam tahanan, Ius Pane berdiri di ruangan yang dihadiri para petinggi Polda Metro Jaya. Dia dikawal dua petugas berbadan tegap, yang mengapitnya di samping kanan-kiri.
Wajahnya yang menunduk, sesekali ia mendongak. Suaranya sedikit gemetar saat menjawab pertanyaan Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan terkait aksi perampokan sadis yang dilakukan di Pulomas, Jakarta Timur.
Baca Juga
Kaleidoskop Pelembang 2024: Pesta Mewah Crazy Rich, Pembunuhan Sadis Mirip Vina Cirebon, Koas Unsri Dianiaya
Hanya Diam Lihat Adik Ipar Meregang Nyawa, Tersangka Peracik Jamu Beracun di Palembang Kabur ke Lampung
Jamu Maut Renggut Nyawa Bocah 13 Tahun di Palembang, Jasadnya Ditemukan di Belakang Lemari
"Biasa sekap di kamar, tapi biasanya enggak seperti ini Pak," ujar Ius Pane saat ditanya Kapolda Metro Jaya, Irjen M Iriawan di Polda Metro Jaya, Kamis (5/1/2017).
Advertisement
Ius Pane dihadirkan di hadapan awak media setelah empat hari lalu diperlihatkan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Kala itu, penjahat sadis yang baru tiba dari Medan tersebut hanya dipajang ketika jumpa pers digelar.
Kali ini, Ius Pane hadir dengan kemasan berbeda. Dia diberikan kesempatan untuk memutar memori kejahatannya melalui tanya jawab. Momen ini berlangsung setelah Ius Pane menyaksikan rekaman CCTV perampokan dan pembunuhan di Pulomas, Jakarta Timur.
Rekaman berdurasi 16 menit tersebut lengkap memutar rincian setiap detik aksi kelompok 'Korea Utara' yang dipimpin Ramlan Butarbutar. Adegan itu terpampang dalam layar proyektor berukuran sedang.
Dalam kamera pengintai, Ius terlihat bolak-balik ke kamar mandi dan kamar Dodi Triono. Ius juga terlihat menganiaya anak sulung Dodi, Diona.
"Itu kamu kan yang menganiaya dan memaksa Diona masuk ke kamar mandi?" tanya Iriawan dan dijawab dengan anggukan kepala Ius Pane.
Selesai menguras barang berharga di kamar Dodi Triono, Ramlan Butarbutar cs langsung meninggalkan keluarga Dodi Triono di kamar mandi. Namun dari kamera pengintai itu terlihat, saat komplotan perampok itu akan meninggalkan rumah, sopir pribadi yang bernama Tarso tiba di rumah mengendarai sepeda motor.
Dengan santai, Ramlan Cs mengajak Tarso ke dalam rumah, dan memaksa masuk ke kamar mandi bersama keluarga Dodi Triono yang lebih dulu disekap. Selang beberapa menit kemudian, pemilik rumah Dodi Triono tiba di rumahnya mengemudikan Honda Jazz. Dengan santainya Ramlan dan Erwin membukakan pintu pagar rumah.
Setelah mobil masuk ke garasi, Dodi keluar dari mobil. Ramlan dan Erwin yang menggendong sejumlah barang berharga hasil rampok dari rumah itu mendekati Dodi. Ramlan menodongkan senjata ke arah Dodi sambil memaksa masuk ke kamar mandi.
Alfin yang bertugas mengemudikan mobil dan mengawasi situasi di depan rumah Dodi Triono juga terlihat santai saat Dodi hendak masuk ke rumahnya.
"Seandainya saja Dodi datang telat 10 menit saja, cerita akan berubah," kata Iriawan.
Wakil Kapten Pincang
Dalam perampokan dan penyekapan di Pulomas, Ius Pane bekerja tidak sendirian. Dia yang tergabung dalam kawanan perampok pimpinan Ramlan Butarbutar itu berperan sebagai eksekutor dalam rumah korban.
Ius menjadi orang yang pertama masuk ke rumah korban. Dia mengecek pagar rumah korban yang tidak terkunci dan masuk disusul ketiga orang temannya.
Ada empat penjahat yang menyatroni rumah mewah Dodi Triono, Selasa 27 Desember 2016 lalu. Mereka adalah Ramlan Butarbutar, atau Kapten Pincang yang bertindak sebagai pemimpin aksi. Juga Ius Pane, Erwin Situmorang, dan Alfins Bernius Sinaga.
"Kalau Sinaga itu dia berperan sebagai sopir, dia enggak ikut ke dalam. Yang masuk itu tiga orang, termasuk dia (Ius)," ujar Iriawan, Kamis, 29 Desember 2016.
Selain itu, Iriawan menyebut bahwa Ius merupakan wakil kapten dari komplotan pimpinan tersangka Ramlan Butarbutar yang tewas saat ditangkap karena melakukan perlawanan di Bekasi.
"Ius itu kedua setelah kapten Ramlan Butarbutar," kata Iriawan.
Dia menjelaskan, Ius beraksi bersama kawanannya. Yaitu tiga tersangka dalam perampokan sadis di kediaman Dodi Triono, Pulomas.
"Tapi 2011 kelompoknya berubah-ubah, yang minggu kemarin bersama empat orang itu," tegas Iriawan.
Dari catatan kepolisian, dunia kejahatan yang digeluti Ius sudah berlangsung lama. Pada November 2016 lalu, Ius baru keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Tangerang.
Lebih mengejutkan lagi, penjara rupanya tidak membuat dia kapok untuk merampok. Terhitung tiga kali dia merampok rumah meski baru menghirup udara bebas.
"Sudah tiga kali selama seminggu ini melakukan kejahatan. Pengakuan dia pertama di Purwakarta, kedua Jonggol, dan ketiga di Pulomas," ujar Iriawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu 1 Januari 2017.
Saat keluar penjara, Ius bergabung dengan Ramlan Butarbutar. Dulu dia punya kelompok sendiri dalam menjalankan aksi perampokannya.
"Kebetulan pas kemarin dia ke luar diajak oleh Ramlan untuk melakukan perampokan dan diketahui sudah tiga kali mereka lakukan," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono.
Menurut pengakuan istrinya, MD, Ius Pane sebenarnya merupakan sosok yang baik. Dunianya mulai berubah hitam setelah mengenal Ramlan Butarbutar.
"Awalnya baik-baik, tidak pernah tertimpa kasus kriminal. Menurut istrinya, semuanya agak berubah semenjak bergaul dengan kaptennya itu, Ramlan," ujar Ketua RT Suherman Sarta.
Ius Pane tinggal di Gang Swadaya 9 RT 004 RW 07, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok. Di rumah tersebut, Ius tinggal bersama istri, MD, dan anaknya berinisial J.
"Anaknya satu laki-laki berinisal J. Jadi anak tunggal dia," ungkap Suherman kepada Liputan6.com, Depok, Minggu 1 Januari 2016.
Advertisement