Liputan6.com, Jakarta - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Imam Aziz mengajak masyarakat kembali menjadi jati diri orang Indonesia asli. Yakni ramah dan saling menghargai perbedaan.
Hal tersebut diungkapkannya karena semakin marak sikap intoleransi antar-masyarakat yang berbeda keyakinan maupun beda pandangan akhir-akhir ini di Tanah Air.
Baca Juga
"Harus ada ruang di masyarakat yang memberikan support di masyarakat untuk saling menghargai, saling menolong. Ini yang selama ini memang harus dilakukan," kata Aziz dalam diskusi bertajuk 'Bincang Perdamaian' di Gedung Balai Kartini, Jakarta, Kamis (5/1/2017).
Advertisement
Menurut dia, Indonesia yang masyarakatnya berpegang pada musyawarah mufakat seharusnya bisa dikedepankan, agar konflik perbedaan bisa dihindari. "Saya setuju dengan tidak harus segala hal itu masuknya ke polisi. Prioritas NU itu memang ada pada level masyarakat," ujar dia.
Aziz menilai, hilangnya sifat kebersamaan dan ke-Indonesiaan yang terjadi saat ini karena lunturnya pemahamam dan pengamalan Pancasila sebagai dasar berbangsa dan bernegara.
"Problemnya adalah bahwa memang benar ada pengikisan bahwa Pancasila, negara Kesatuan RI ini sudah tidak diimajinasikan lagi oleh kelompok-kelompok yang muda ini. Ini problem sebenarnya," papar Aziz.
Untuk itu, Aziz menegaskan, NU selalu menjadi garda terdepan menjaga keutuhan NKRI. Ia menyatakan, NKRI adalah negara yang sah dan tidak melanggar aturan agama.
"Oleh karena itu semua imajinasi tentang negara khilafah, atau apapun semua itu udah enggak perlu lagi. Karena negara kesatuan RI ini sudah sah, syar'i," Aziz memungkas.