Liputan6.com, Jakarta: Kebab kini semakin akrab dilidah karena makin mudah didapatkan di hampir setiap sudut kota di Tanah Air. Kulit kebab yang dipadu dengan sayuran segar dan potongan daging panggang ditambah saus dan mayonaise sungguh menggugah selera. Itulah kebab racikan Hendy Setiono, pemilik bisnis waralaba kebab Turki Baba Rafi.
Lelaki berusia 27 tahun ini memulai bisnisnya berjualan kebab tujuh tahun lalu saat masih berstatus mahasiswa di Kota Surabaya, Jawa Timur, dengan modal empat juta rupiah. Bisnis waralaba yang dirintisnya mulai membuahkan hasil. Lebih dari 650 outlet kebab tersebar di Indonesia dan Malaysia. Bahkan usaha Hendy telah membuka lapangan kerja bagi 1.500 orang karyawannya.
Dalam menjalankan bisnisnya Hendy didukung dan berbagi tugas dengan Nilamwati, istrinya. Rasa adalah kunci dalam bisnis makanan. Hendy pun berjuang mempertahankan kunci bisnisnya ini agar para pelanggan tetap setia pada produknya.
Selain itu ia juga memperhatikan masalah harga dan bahan. Ia pun secara rutin melakukan pengecekan langsung di gudang maupun outletnya untuk menjaga kualitas usaha. Sistem waralaba dijalankan Hendy tapi ia tetap menjaga hubungan baik layaknya pertemanan dengan para pewaralabanya. Kebab olahan Hendy kini mewarnai perbendaharaan kuliner di Tanah Air.
Setelah kebab, Hendy mulai melebarkan usahanya dengan membuka bisnis manakan lain, seperti pizza dan burger. Dibalik kesuksesannya Hendy tetap memprioritaskan keluarga. Ia memilih rumah yang lokasinya tak jauh dari kantor agar selalu dekat dengan ketiga buah hatinya.
Â
Berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri sudah pernah diraihnya. Bahkan Mei lalu Hendy sempat diundang ke Swiss untuk menjadi pembicara dalam sebuah seminar tentang wirausaha. Ke depan ia bertekad terus mengembangkan inovasi baru dalam bisnis makanan sebagai solusi masalah ekonomi di Indonesia.(IAN)
Lelaki berusia 27 tahun ini memulai bisnisnya berjualan kebab tujuh tahun lalu saat masih berstatus mahasiswa di Kota Surabaya, Jawa Timur, dengan modal empat juta rupiah. Bisnis waralaba yang dirintisnya mulai membuahkan hasil. Lebih dari 650 outlet kebab tersebar di Indonesia dan Malaysia. Bahkan usaha Hendy telah membuka lapangan kerja bagi 1.500 orang karyawannya.
Dalam menjalankan bisnisnya Hendy didukung dan berbagi tugas dengan Nilamwati, istrinya. Rasa adalah kunci dalam bisnis makanan. Hendy pun berjuang mempertahankan kunci bisnisnya ini agar para pelanggan tetap setia pada produknya.
Selain itu ia juga memperhatikan masalah harga dan bahan. Ia pun secara rutin melakukan pengecekan langsung di gudang maupun outletnya untuk menjaga kualitas usaha. Sistem waralaba dijalankan Hendy tapi ia tetap menjaga hubungan baik layaknya pertemanan dengan para pewaralabanya. Kebab olahan Hendy kini mewarnai perbendaharaan kuliner di Tanah Air.
Setelah kebab, Hendy mulai melebarkan usahanya dengan membuka bisnis manakan lain, seperti pizza dan burger. Dibalik kesuksesannya Hendy tetap memprioritaskan keluarga. Ia memilih rumah yang lokasinya tak jauh dari kantor agar selalu dekat dengan ketiga buah hatinya.
Â
Berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri sudah pernah diraihnya. Bahkan Mei lalu Hendy sempat diundang ke Swiss untuk menjadi pembicara dalam sebuah seminar tentang wirausaha. Ke depan ia bertekad terus mengembangkan inovasi baru dalam bisnis makanan sebagai solusi masalah ekonomi di Indonesia.(IAN)