Sukses

Kapolri Minta Peningkatan Keamanan di 5 Wilayah Sumatera

Tito meminta kapolda di lima wilayah Sumatera itu mencegah konflik antarwarga.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menggelar rapat wilayah regional Sumatera Selatan. Lima Kapolda pun dipanggil Kapolri guna membahas koordinasi lintas batas wilayah regional Sumatera Selatan. Di antaranya adalah Kapolda Sumatera Selatan, Kapolda Jambi, Kapolda Bengkulu, dan Kapolda Kepulauan Bangka Belitung.

Pada pertemuan yang digelar di Polda Sumatera Selatan pada Senin (9/1/2017) pagi tadi, Tito meminta kepada lima kapolda untuk meningkatkan keamanan di wilayah masing-masing. Menurut Tito, hal itu guna mencegah terjadinya gangguan keamanan di tengah masyarakat. Khususnya yang berkaitan dengan konflik antarwarga.

"Pada rapat ini perlu menyamakan visi antara kelima polda dan fokus pada gangguan kamtibmas serta yang lebih penting komitmen dari para kapolda untuk bekerjasama termasuk bekerjasama dengan seluruh pihak," kata Tito dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Mantan Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri itu berharap agar konflik antarwarga tidak terulang kembali. Seperti konflik yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah dan Tanjung Balai, Sumatera Utara. Oleh karenanya, ia meminta kepada lima Kapolda tersebut terus meningkatkan keamanan di wilayah masing-masing.

"Keamanan menjadi mahal bila terjadi kekacauan dan gangguan kamtibmas seperti berbagai kejadian kerusuhan dan konflik di Poso, betapa banyak dampak dan kerugian yang terjadi. Kasus Tanjung Balai adanya konflik yang mengakibatkan banyak kerusakan," terang Tito.

Selain itu, Tito juga meminta kepada para Kapolda untuk terus bersinergi dengan TNI dan pemerintah daerah (Pemda) setempat. Sehingga dapat mengantisipasi bila timbul gangguan keamanan di masyarakat.

"Koordinasi dan sinergi kata yang mudah di ucapkan tetapi sulit untuk di implementasikan," ucap Tito.

"Hubungan formal perlu di perkuat namun hubungan informal harus dilakukan dalam hubungan personal untuk membangun trust (kepercayaan) masyarakat," tandas Tito.