Liputan6.com, Sumbawa Barat: Sebagai bentuk syukur setelah panen, petani di Desa Benete, Maluk, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, menggelar barapan kebo. Tradisi berupa lomba lari kerbau sawah ini adalah peninggalan nenek moyang serta hanya ada di Sumbawa dan Sumbawa Barat.
Pantauan SCTV, Senin (21/6), terdapat 100 pasang atau 200 ekor kerbau ikut bertanding di sebuah arena berupa dua petak sawah yang baru dipanen dengan lintasan sejauh 100 meter. Setiap joki mendapat giliran memacu kerbaunya menuju titik finish berupa sebuah tonggak kayu.
Sepintas lomba lari kerbau sawah nampak kurang tantangan. Namun ternyata banyak pula joki yang tidak mampu untuk menjinakkan tunggangannya hingga jatuh sebelum mencapai tonggak kayu atau saka. Konon saka telah dimantra-mantra sanro yang menyebabkan kerbau susah dikendalikan.
Pemenang barapan kebo adalah joki beserta sepasang kerbaunya yang menyentuh saka dengan waktu paling cepat. Untuk menambah rasa bahagia para pemenang, panitia menyiapkan berbagai hadiah seperti televisi, kasur, dan sepasang sapi. Masyarakat mengaku terhibur dengan acara ini.(JUM)
Pantauan SCTV, Senin (21/6), terdapat 100 pasang atau 200 ekor kerbau ikut bertanding di sebuah arena berupa dua petak sawah yang baru dipanen dengan lintasan sejauh 100 meter. Setiap joki mendapat giliran memacu kerbaunya menuju titik finish berupa sebuah tonggak kayu.
Sepintas lomba lari kerbau sawah nampak kurang tantangan. Namun ternyata banyak pula joki yang tidak mampu untuk menjinakkan tunggangannya hingga jatuh sebelum mencapai tonggak kayu atau saka. Konon saka telah dimantra-mantra sanro yang menyebabkan kerbau susah dikendalikan.
Pemenang barapan kebo adalah joki beserta sepasang kerbaunya yang menyentuh saka dengan waktu paling cepat. Untuk menambah rasa bahagia para pemenang, panitia menyiapkan berbagai hadiah seperti televisi, kasur, dan sepasang sapi. Masyarakat mengaku terhibur dengan acara ini.(JUM)