Liputan6.com, Jakarta - Sandal sebelah kanan berlilit garis polisi yang diikatkan di pembatas jalan plastik berwarna oranye. Tepat di bawahnya, dua besi dirusak paksa.
Pemandangan tersebut terlihat di jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Tepatnya di depan Djakarta Theater atau sebelah kanan Gedung Sarinah. Sandal dan pembatas jalan tersebut digunakan sebagai penanda bahaya sekaligus menutup gorong-gorong yang ada di wilayah tersebut.
"Itu sandal milik perempuan tadi malam. Kasihan, ada mungkin satu jam kakinya terperosok di dalam sana," ujar sopir bajaj Narto (50), di lokasi, Minggu (15/1/2017).
Advertisement
Dari informasi yang diperoleh, diketahui perempuan yang terperosok tersebut bernama Endang. Dia terperosok karena besi penutup gorong-gorong yang diinjaknya rapuh. Menurut Narto, korban mengalami banyak luka lecet. Beruntung dia dapat pertolongan cepat dari tukang ojek dan bajaj yang biasa mangkal di depan Sarinah.
Abidin, saksi lain, menyatakan, Endang bukanlah korban pertama gorong-gorong bermasalah itu. Dia pernah menolong setidaknya dua orang yang terperosok di lubang yang berbeda, atau sekitar 8 meter dari tempat kejadian semalam.
"Dulu di sana, yang masuk laki-laki. Untung cepat bisa ditarik, gak selama yang tadi malam," ujar Abidin.
Pantauan Liputan6.com, penutup gorong-gorong yang ada di ruas jalan ini terlihat berkarat. Ketika besi-besi panjang itu diinjak, tubuh akan berayun. Penutup gorong-gorong juga lebih rendah dari badan jalan. Akibatnya, saat dilewati mobil atau sepeda motor, pengemudi harus memperlambat laju kendaraan.
Ada sejumlah tutup gorong-gorong mulai dari depan Jakarta Theatre hingga lampu merah pertama ke Jalan Kebon Sirih.
"Terakhir sekitar tiga tahun lalu, tapi itu pengaspalan. Saya ndak ingat betul kapan itu diperbaiki, tapi sudah lama banget," timpal Zaini (44) pengemudi bajaj lain yang sudah mangkal sejak 10 tahun lalu.