Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset, Tekhnologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohammad Nasir mengatakan, Kapal Pelat Datar yang akan diproduksi merupakan inovasi untuk para nelayan.
Menurut Nasir, keunggulan pertama Kapal Pelat Datar bisa memanfaatkan energi gelombang hingga akhirnya memunculkan efisiensi dan menghemat bahan bakar.
"Yang kedua dari aspek pembiayaannya. Kita ada tiga komparasi yang harus kita lakukan," kata Nasir saat mengunjungi persiapan produksi di pabrik Kapal Pelat Datar, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Minggu 15 Jakarta 2017.
Advertisement
Menurut Nasir, dengan ukuran yang sama misalnya 10 Gross Tonnage (GT) menggunakan fiber atau kayu, Kapal Pelat Datar hanya menggunakan bahan baja. Tapi sering kali dianggap mahal harganya, padahal jauh lebih murah.
"Harga ini kalau kita ambil contoh 10 GT, kalau pakai fiber harganya di angka Rp 420 juta, tapi kalau pakai baja angkanya di angka Rp 270 juta sampai Rp 275 juta. Jauh lebih murah," kata dia.
Keunggulan ketiga, Nasir melanjutkan, daya tahan atau jangka waktu Kapal Pelat Datar bisa hingga puluhan tahun. Jauh berbeda jika kapal terbuat dari bahan fiber atau kayu.
"Kapal Pelat Datar berbahan baku baja harganya jauh lebih murah daripada kayu dan fiber. Life timenya dua kali lipat daripada fiber, jadi bisa 20 tahun kita manfaatkan ini. Kekebalan baja yang begitu tebal dengan kekuatan baja yang sangat tinggi," kata dia.
Selain bahan dasar, kata Nasir, Kapal Pelat Datar juga berbahan bakar lebih hemat. Sehingga, harga kapal ini pun jauh lebih murah tapi memiliki daya tahan lebih lama.
"Ini adalah produk yang sangat menjanjikan untuk kapal di Indonesia," dia menambahkan.
Keunggulan lain, kata Nasir, Kapal Pelat Datar asli buatan Indonesia. Semua bahan bakunya, buatan dari dalam negeri sehingga lebih murah.
"Ini kapal produk anak Indonesia, bahan materialnya kapal 100 persen lokal, kalau dari fiber 100 persen impor. Ini adalah produk yang sangat menjanjikan untuk kapal di Indonesia," ujar dia.
Sertifikasi
Nasir menyebutkan nantinya Kapal Pelat Datar akan dikelola Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Menteri KKP Susi Pudjiastuti pun sudah menyetujui kapal tersebut.
"Dia (Menteri Susi) sangat setuju. Dia pada prinsipnya setuju, tinggal sertifikasinya saja. Kalau sertifikasinya selesai, dia bisa ambil alih model ini," ujar dia.
Sertifikasi Kapal Pelat Datar, menurut Nasir, akan selesai dalam tiga bulan ke depan. Terkait adanya subsidi kapal untuk nelayan, ia menyerahkan sepenuhnya kepada KKP.
"Itu nanti ada di tempatnya KKP, kami hanya di Ristekdiktinya," dia menegaskan.
Nasir yakin target pembuatan Kapal Pelat Datar sebanyak 3.500 dapat terpenuhi dalam jangka waktu setahun. Karena, kapal ini dapat diproduksi hingga 10 unit per sehari.
"Kalau satu hari 10 kapal (Kapal Pelat Datar), satu bulan berarti bisa 300 kapal. Kalau itu butuhnya hanya 3.500, berarti kita bisa menyuplai kebutuhan ini di angka 3.600 sampai 3.700 (per tahun), tinggal waktu jam kerjanya untuk mencapai hal itu," Nasir menandaskan.