Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan uji coba kendaraan tempur baru buatan PT Pindad (Persero), Panser Anoa Amphibious 6x6. Uji coba ini dilakukan Jokowi di danau yang terletak di Markas Besar TNI, Cilangkap.
Di bawah dua tentara cantik, Serda Lutfiah dan Serda Melysa Situmorang, Panser Anoa yang baru diproduksi sebanyak dua unit itu, rombongan VVIP, yang terdiri dari Jokowi, Panglima TNI dan Kapolri berhasil menyeberangi danau selebar 300 meter dan kemudian berhenti di lokasi Rapat Pimpinan TNI 2017.
Sebenarnya ini bukan desain baru dari Pindad. Kendaraan yang bisa melaju di darat dan di air ini merupakan pengembangan dari Paser Anoa yang sudah menjadi produk andalan Pindad.
Advertisement
Saat ini, Panser Anoa Amphibious tengah dalam uji sertifikasi, sebelum tahun ini direncanakan baru diproduksi secara komersil.
Berikut 5 Fakta Menarik dari Anoa Amphibious 6x6 yang ditumpangi Jokowi:
Desain Sesuai Alam Indonesia
Panser Amphibious adalah produk hasil penelitian dan pengembangan anak bangsa yang dibuat dengan memperhatikan kondisi geografis serta kontur bumi Indonesia yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan seperti sungai dan danau.
Dirut PT Pindad Abraham Mose mengatakan, untuk mendukung performa para personel TNI dalam berpatroli di segala medan dan cuaca, dibutuhkan kendaraan yang dapat memberikan kemudahan mobilisasi sebaik mungkin.
Untuk itu, Panser Anoa Amphibious didesain untuk bisa melintasi wilayah NKRI khususnya di daerah pedalaman yang medannya sangat berat dan yang belum di tunjang oleh infrastruktur yang memadai seperti jalan dan jembatan, sehingga kendaraan harus bisa melintasi sungai dan danau.
"Panser Amphibious dilengkapi propulsi dengan sistem hidrolik yang mampu bermanuver secara maksimal di air, dengan kecepatan 10 km/jam dan mampu membawa 10 orang personel," tambah Abraham.
Saat ini, untuk memastikan kelaikan dalam penggunaan di lapangan, Panser Anoa Amphibious Pindad sudah siap melalui proses sertifikasi. Dengan Kapasitas produksi 80 unit per tahun, saat ini fasilitas produksi Pindad sudah siap untuk melakukan produksi varian terbaru Panser Anoa.
Advertisement
Pesaing Panser Ukraina
Dari data yang diperoleh
Liputan6.com
, panser ini menjadi saingan dari BTR-4 buatan Ukraina, yang saat ini masih menjadi kendaraan andalan Marinir Indonesia.
Untuk menyaingi BTR-4 dan melihat pasar dalam negeri, tentu dari segi fisik, panser ini ada sedikit modifikasi dengan penambahan plat besi bagian depan yang dibuat lebih tinggi layaknya ujung kapal, plus ditambah plat pemecah gelombang.
Keunggulan dari produk anak bangsa ini, terletak pada adanya water propeller atau baling-baling yang terdapat di dua sisi di bagian belakang.
Alat itu membuat manufer panser lebih cepat di dalam air dan dapat berputar 360 derajat. Bahkan kendaraan ini bisa maju dan mundur di dalam air.
Dengan baling-baling yang lumayan besar di bagian belakang tersebut, panser ini mampu melaju dengan kecepatan 10 knot atau 18,52 km/jam di dalam air.
Kemampuan mesin, panser ini tidak jauh berbeda dengan panser-panser produksi PT Pindad sebelumnya. Hanya saja dengan penambahan beberapa plat dan modifikasi beberapa bodynya, menjadikan berat kosong panser ini kurang lebih 12 ton.
Harga Rp 12 M
Panser Anoa Amfibi ini mulai dikenalkan sejak gelaran Indo Defence 2014. Sementara, aksi kemarin, merupakan uji coba langsung oleh Sang Presiden.
"Melihat spesifikasinya, seperti ranpur ini memiliki konfigurasi 6X6 dengan panjang 6 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 2,63 meter," tulis keterangan pers Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa diterima
Liputan6.com,
Senin, 16 Januari 2017.
Selain dari sisi bentuk, ranpur Anoa Amfibi ini memiliki berat kosong 12,5 ton dan kapasitas bahan bakar sebanyak 200 liter.
"Terkait kecepatan,
on highway
bisa mencapai 80 km/h,
off road
30 km/h, dan 10 km/h
in water
," jelas Bedali.
Lebih jauh, ranpur ini bisa memiliki jangkauan hingga 600 km dengan tenaga mesin diesel in line 6 cyliendre 320 HP dan transmisi automatic.
Pindad membanderol Panser Anoa yang standar seharga Rp 12 miliar per unit. Maka dari itu, diperkirakan harga satu unit yang memiliki kemampuan bisa bermanuver di dua matra tersebut lebih mahal.
Advertisement
Dikendalikan Dua Tentara Cantik
Adalah Serda Lutfiah dan Serda Melysa Situmorang, pengemudi Panser Anoa yang ditumpangi oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Panglima Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Tito Karnavian.
Sesaat setelah ujicoba dilakukan, Serda Melysa mengaku bersyukur Anoa yang ia kendalikan tak menemui kendala. Terlebih saat kendaraan tempur itu merangsek terjun ke dalam danau.
"Rasanya bangga menjadi pilot Anoa membawa Presiden, Panglima, dan Kapolri, kemudian bersyukur bisa ikut dalam kegiatan ini juga," ujar Serda Melysa sambil tersenyum kepada
Liputan6.com
, Senin (16/1/2017).
Disinggung apakah sempat was-was mengoperasikan Anoa buatan dalam negeri tersebut, Serda Lutfiah menimpali dengan santai. "Enggak (deg-degan) sih karena ini sudah latihan maksimal," kata dia malu-malu.
Dua prajurit TNI muda satuan asal Bandung ini mengaku sudah berlatih sejak dua pekan terakhir di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
"Tanggal 4 Januari 2017, ada surat panggilan dari asisten operasi Panglima TNI, langsung uji coba ranpur (kendaraan tempur) ini," kata Serda Melysa.
Lebih jauh, kedua prajurit muda TNI ini mengaku bukan kali pertama ini mengemudikan kendaraan tempur TNI. Serda Lutfhiah, bahkan mengaku pernah membawa kendaraan tempur lainnya seperti Tank 113, dan juga Tank Murder.
Jokowi Deg-Degan
Presiden Jokowi mencoba langsung Panser Anoa Amphibious buatan PT Pindad saat berkunjung ke Mabes TNI. Panser ini merupakan alutsista baru yang diproduksi anak negeri.
Jokowi naik Anoa ini dari pintu masuk Mabes TNI. Anoa yang dikendarai dua Korps Wanita TNI AD (Kowad) ini kemudian menuju sebuah danau yang ada di Mabes TNI.
Jokowi cukup terkesan dengan produksi baru PT Pindad ini. Sebuah kendaraan berat bisa masuk ke air dengan stabilitas yang baik.
"Tadi juga semuanya deg-degan. Tapi saya yakin, produk itu memiliki kualitas. Sangat tenang sekali ke darat tadi," ungkap Jokowi di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (16/1/2017).
Jokowi mengingatkan agar tetap menjaga kualitas produksi alutsista. Selain itu, harga yang ditawarkan juga harus bersaing dengan produk lainnya.
"Sekali lagi berkaitan dengan harga, kualitas sangat penting bagi produk apa pun," Jokowi memungkas.
Advertisement