Liputan6.com, Jakarta - Layaknya roda kehidupan, kadang kita berada di atas, kadang berada di bawah. Begitu juga dengan hubungan manusia, kadang baik, kadang memanas karena perselisihan. Ini juga yang terjadi pada hubungan Rizieq Shihab dengan polisi.
Meski sering diberitakan bersitegang dengan pejabat kepolisian, bukan berarti pemimpin Front Pembela Islam (FPI) tidak bisa duduk bersama dengan polisi. Bahkan, Rizieq mengklaim bahwa dirinya sangat kooperatif dalam memenuhi setiap panggilan polisi atas laporan yang menyeret dirinya.
Dia juga berjanji akan melawan pihak-pihak yang berani mengintervensi kinerja polisi. Seperti dalam penyelesaian kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur Nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Advertisement
"Pihak mana pun jangan ada yang intervensi. Saya dan kawan-kawan dengan gerakan nasional pendukung fatwa MUI akan melawan habis-habisan mereka yang intervensi," tegas Rizieq beberapa waktu lalu.
Namun, hubungan Rizieq dan polisi akhir-akhir tengah memanas. Hal ini dipicu bentrokan yang terjadi antara FPI dengan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) di Bandung. Ketika itu, Rizieq memenuhi panggilan Polda Jawa Barat terkait laporan Sukmawati Soekarnoputri tentang penodaan Pancasila dalam tesis yang dibuat Rizieq.
Apa yang membuat aksi itu jadi penyebab kerenggangan hubungan Rizieq dengan polisi? Diketahui Ketua GMBI tersebut merupakan Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan. Dia sudah menjadi ketua organisasi itu sekitar sembilan tahun.
Dari kasus inilah, Rizieq mulai melaporkan beberapa petinggi kepolisian. Tidak hanya Anton, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan juga dilaporkan atas kasus lain.
Saling lempar komentar mulai meramaikan pemberitaan media, baik dari pihak Rizieq, maupun dari petinggi kepolisian yang dilaporkan.
Kapolda Jabar: Saya Berikan Jabatan Saya ke Habib Rizieq
Kapolda Jabar: Saya Berikan Jabatan Saya ke Habib Rizieq
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan menanggapi tuntutan FPI terkait pencopotan dirinya. Bagi Anton, tak masalah jika dicopot dari jabatannya. Dia pun akan menyerahkan jabatannya kepada Pemimpin FPI Habib Rizieq Shihab jika menginginkannya.
"‎Kalau saya mau dicopot silakan saja. Kalau yang pengin saya berikan, Habib Rizieq mau jadi kapolda, saya berikan tapi Lemhanas dulu, sekolah dulu. Saya berikan sekarang juga," kata Anton usai bersilaturahmi ke rumah sesepuh Jabar, Solihin GP di Kawasan Cisitu, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Selasa, 17 Januari 2017.
Anton menegaskan, jabatan yang diembannya kini merupakan amanah dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Untuk itu, dia bersedia dicopot jika ‎telah melakukan kesalahan apalagi telah mencoreng institusi Polri.
"‎Tapi yang berikan itu adalah pimpinan. Bukan pengadilan massa. Bukan intimidasi. Datang beribu orang. Enggak izin. Apakah itu etika?‎ Kalau benar kenapa mesti takut, harusnya dihadapi saja," ujar mantan Kadiv Humas Mabes Polri itu.
"Copot saya silakan kalau saya salah. Emang gampang? Sekarang‎ kalau enggak setuju copot. Sekarang jelas ada yang bakar rusak (markas GMBI di Bogor). Kalau saya, ada begitu, mundur. Kemudian ini malah berkelit bukan massanya," kata Anton bernada kesal.
Advertisement
Rizieq FPI: Saya Tidak Kooperatifnya di Mana?
Rizieq FPI: Saya Tidak Kooperatifnya di Mana?
Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mempertanyakan pernyataan Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan yang menganggapnya tak kooperatif saat menjalani pemeriksaan sebagai saksi atas laporan dugaan penghinaan terhadap Pancasila di Mapolda Jabar, Kamis, 12 Januari 2017 lalu.
"Kapolda Jabar mengatakan saya tidak kooperatif. Mestinya, dia menjelaskan tidak kooperatifnya di mana," ujar Rizieq usai rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III di kompleks Parlemen DPR, Jakarta, Selasa, 17 Januari 2017.
Rizieq mengakui, sempat tidak menghadiri panggilan pertama penyidik Polda Jabar. Namun, ia sudah menyampaikan alasan ketidakhadirannya itu dengan mengutus pengacara dan menyerahkan surat keterangan tidak menghadiri pemeriksaan kepada penyidik.
"Saya kirim pengacara ke Polda Jabar membawa surat dokter dan menyampaikan ke penyidik bahwa saya tidak bisa datang, Insya Allah panggilan kedua datang. Apa itu tidak kooperatif, apa itu melanggar undang-undang?" tanya Rizieq Shihab.
Habib Rizieq Akan Laporkan Kapolda Metro Jaya ke Propam Polri
Habib Rizieq Akan Laporkan Kapolda Metro Jaya ke Propam Polri
Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab berencana melaporkan Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri. Rizieq menganggap, Iriawan merupakan pihak yang paling bertanggung jawab ketika kericuhan saat demonstrasi 4 November 2016 lalu di depan Istana Negara.
"Jadi Kapolda Metro Jaya harus bertanggung jawab terhadap perilakunya tersebut. Ini akan kita laporkan ke Propam Mabes Polri agar diperiksa secara hukum," kata Rizieq usai rapat dengar pendapat dengan Komisi III di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 17 Januari 2017.
Menurut Rizieq, Iriawan telah melakukan tindakan tidak terpuji ketika mengamankan demonstrasi 4 November 2016 lalu di Istana Negara. Menurut Rizieq, Iriawan memprovokasi Laskar FPI untuk menghantam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang turut berunjuk rasa pada saat itu.
"Jadi kita punya bukti bagaimana Kapolda Metro itu memprovokasi Laskar FPI untuk menghantam HMI. Itu ada rekamannya," ucap Habib Rizieq.
Advertisement
Kapolda Metro: Rizieq Shihab Mau Copot Saya, Enak Saja
Kapolda Metro: Rizieq Shihab Mau Copot Saya, Enak Saja
Selain Kapolda Jabar Irjen Anton Charliyan, massa FPI juga meminta Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan untuk dicopot terkait tudingan provokatif.
Iriawan pun merespons dengan tegas permintaan FPI tersebut. "Siapa yang mau nyopot saya? Emang siapa dia mau copot saya, enak saja," kata Iriawan.
Sebelumnya, Rizieq Shihab meminta Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan kembali belajar hukum. Sebab, menurut dia, Iriawan menuding aksi Bela Islam 212 lalu sebagai aksi makar.
"Maka saya ingatkan ke Kapolda Metro Jaya Jangan sembarangan menyebarluaskan isu makar terhadap aksi 212. Bilang sama Kapolda Metro suruh belajar hukum lagi," kata Rizieq, pada Rabu, 11 Januari 2017.
Bahkan, Rizieq meminta Kapolri untuk mencopot Kapolda Metro karena pernyataannya tersebut. Sebab menurut dia, Iriawan memprovokasi masyarakat bahwa ada upaya makar terhadap pemerintahan yang sah dengan aksi 212.
Rizieq dan Kapolri Tito Karnavian Duduk Bersama di Aksi Damai 212
Rizieq dan Kapolri Tito Karnavian Duduk Bersama di Aksi Damai 212
Sebelum gunjang-ganjing hubungan Rizieq dengan polisi, ada pemandangan indah nan menenangkan hati ketika aksi damai pada 2 Desember 2016 silam di Lapangan Monas, Jakarta.
Rizieq Shihab yang didaulat memberikan ceramah salat Jumat saat itu duduk bersebelahan dengan Kapolri Tito Karnavian. Sebagai muslim, keduanya satu suara dalam membela Islam dan menjaga persatuan Warga Negara Indonesia.
Dalam ceramahnya, Rizieq menyampaikan kewajiban setiap muslim dalam menjalankan dan mengamalkan Alquran. "Jangan memperolok-olok Alquran. Barang siapa memperolok Alquran, maka dia adalah murtad," tegas Rizieq.
Â
Advertisement