Liputan6.com, Jakarta - Kasus perampokan sadis yang terjadi di rumah mewah Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Jakarta Timur pada akhir 2016 lalu menyisakan trauma mendalam bagi para korban yang selamat. Hingga saat ini, para korban takut dengan kamar mandi pasca-penyekapan yang dilakukan Ramlan Butarbutar Cs tersebut.
Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi Pasaribuan mengatakan, para korban terpaksa beramai-ramai tiap kali ingin ke kamar mandi. Minimal, mereka harus ditemani setiap kali pergi ke kamar mandi.
"Karena mungkin lama waktunya penyekapan mereka di kamar mandi itu. Sehingga katakanlah untuk empat ART (asisten rumah tangga yang menjadi korban) itu, saling bersamaan keluar kamar mandi dan saling menunggu," ujar Edwin di Mapolda Metro Jaya, Kamis (19/1/2017).
Advertisement
Trauma ini juga dirasakan Zanetta, satu-satunya putri Dodi Triono yang selamat pada penyekapan itu. Meski secara umum, kondisi psikis Zanetta cenderung lebih cepat pulih daripada korban selamat lainnya.
"Zanetta juga masih ada trauma dengan kamar mandi. Zanetta udah bisa beraktivitas sebagaimana biasanya ya, sudah sekolah juga," tutur dia.
Kendati begitu, LPSK tetap memberikan bantuan psikologis berupa trauma healing. Selain untuk memulihkan kondisi kejiwaan korban, langkah tersebut juga dilakukan untuk mendukung proses hukum di kepolisian hingga pengadilan terkait kasus ini.
"Kami memberikan perlindungan supaya membantu proses pengungkapan kasus ini lebih baik," pungkas Edwin.