Sukses

Demokrat Sebut Cuitan SBY Tak Terkait Pemanggilan Sylviana Murni

Ia menuturkan, apa yang dilakukan SBY hanya sebatas mengingatkan, tidak boleh ada berita bohong yang menyebabkan orang benci.

Liputan6.com, Jakarta - Bareskrim Polri memanggil Kepala Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka DKI Jakarta nonaktif Sylviana Murni. Pemanggilan pada Jumat kemarin itu, terkait dugaan tindak pidana korupsi dana bantuan sosial (bansos).

Pada hari yang sama, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bersuara melalui akun twitternya. Dia, mengeluhkan soal merajalelanya kabar bohong atau hoax.

Terkait hal itu, Wakil Sekjen Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin mengatakan, tidak ada hubungannya cuitan SBY dengan pemeriksaan Sylviana Murni. Dia menegaskan, apa yang disampaikan SBY bersifat umum.

"Cuitan Pak SBY ini secara umum. Belakangan ini tidak bisa dipungkiri bahwa ada berita hoax, berita bohong, masif terjadi. Jangan karena Pak SBY yang mengingatkan, seolah-olah apa," ucap Didi di Cikini, Jakarta, Sabtu (21/1/2017).

Pria yang juga menjadi bagian dalam tim pemenangan pasangan calon di Pilkada DKI Agus-Sylvi ini menuturkan, apa yang dilakukan SBY hanya sebatas mengingatkan, tidak boleh ada berita bohong yang menyebabkan orang benci. Hal ini, lanjutnya, untuk menjaga keutuhan NKRI.

"Enggak (ada hubungannya). Sebelumnya, hal ini sudah terjadi ujaran kebencian, kebohongan. Pak SBY yang negarawan, mengingatkan hal ini. Salah enggak? enggak salah. Saya pikir, negara yang punya kekuasaan bisa menangani hal ini. Pak SBY mengingatkan itu, untuk menjaga keutuhan bangsa. Jangan dipolitisasi, ini niat baik maksud menjaga persatuan," tutur Didi.

Sebelumnya, SBY mengeluhkan soal merajalelanya kabar bohong atau hoax. Hal ini disampaikannya melalui akun twitter.

"Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar "hoax" berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? *SBY*," tulis SBY di akun @SBYudhoyono.

Usai pemeriksaan, Sylviana Murni mengungkapkan, dana tersebut bukanlah dana bantuan sosial (bansos) melainkan dana hibah. Bahkan, ia mengaku, telah mengembalikan dana tersebut ke Pemprov DKI sebesar Rp 35 juta pada 2014 dan Rp 801 juta pada 2015.

Dia merasa yakin, dana hibah itu tidak bermasalah. Menurutnya, sudah ada hasil audit oleh kantor Akuntan Publik Terdaftar, yang memberikan pendapat wajar.

Pasangannya dalam Pilkada DKI Agus Yudhoyono, sempat angkat bicara terkait pemanggilan Slyvi. Dia menyebut ini berbau politik.

"Sangat saya sayangkan. Ini kok seperti rasa-rasanya aroma politiknya terlalu tinggi, upaya mencari sesuatu yang tidak ada," kata Agus.