Liputan6.com, Jakarta: Dalam kajian sosial-budaya, permainan tradisional adalah salah satu warisan budaya. Oleh karena itu warisan budaya harus dilestarikan dan dipertahankan keberadaannya. Mainan tradisional juga dekat dengan alam dan memberikan kontribusi bagi pengembangan pribadi anak.
"Permainan tradisional anak Indonesia mempunyai banyak muatan seperti baik untuk psikologis dan motorik sang anak," ungkap penggerak Komunitas Bola Bekel, Riri Galuh Savitri, dalam dialog di Liputan 6 Pagi, Ahad (27/6). Congklak, misalnya yang mendidik anak belajar berhitung dan strategi.
Memperhatikan hal tersebut perlu usaha-usaha dari berbagai pihak untuk melestarikan keberadaannya melalui pembelajaran ulang pada generasi sekarang melalui proses modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi yang ada sekarang. Berdasarkan alasan itulah Komunitas Bola Bekel dibentuk.
Riri mengaku terkejut saat memperkenalkan mainan tradisional ke anak-anak zaman sekarang. Pasalnya sambutannya cukup positif alias antusias. "Sambutannya cukup baik. Mereka menikmati dan enjoy. Selama ini mereka nggak kenal mainan tradisional karena tidak mudah menemukan mainan zaman dulu," katannya.
Lebih jauh dia mengatakan, Komunitas Bola Bekel tidak hanya bertujuan untuk mengenalkan mainan tempo dulu kepada anak-anak zaman sekarang. Namun yang lebih penting lagi membuat anak-anak bisa membuat mainan sendiri yang bahannya bisa didapat di sekitar lingkungan mereka sendiri.
Semua hal ini senantiasa dilakukan agar anak-anak sejak usia dini dapat mengenal dan mencintai permainan tradisional sehingga permainan tradisional tidak tergerus oleh zaman. Sebab permainan tradisional sesungguhnya sama tuanya dengan usia kebudayaan kita atau bagian tak terpisahkan dari kebudayaan.(JUM)
"Permainan tradisional anak Indonesia mempunyai banyak muatan seperti baik untuk psikologis dan motorik sang anak," ungkap penggerak Komunitas Bola Bekel, Riri Galuh Savitri, dalam dialog di Liputan 6 Pagi, Ahad (27/6). Congklak, misalnya yang mendidik anak belajar berhitung dan strategi.
Memperhatikan hal tersebut perlu usaha-usaha dari berbagai pihak untuk melestarikan keberadaannya melalui pembelajaran ulang pada generasi sekarang melalui proses modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi yang ada sekarang. Berdasarkan alasan itulah Komunitas Bola Bekel dibentuk.
Riri mengaku terkejut saat memperkenalkan mainan tradisional ke anak-anak zaman sekarang. Pasalnya sambutannya cukup positif alias antusias. "Sambutannya cukup baik. Mereka menikmati dan enjoy. Selama ini mereka nggak kenal mainan tradisional karena tidak mudah menemukan mainan zaman dulu," katannya.
Lebih jauh dia mengatakan, Komunitas Bola Bekel tidak hanya bertujuan untuk mengenalkan mainan tempo dulu kepada anak-anak zaman sekarang. Namun yang lebih penting lagi membuat anak-anak bisa membuat mainan sendiri yang bahannya bisa didapat di sekitar lingkungan mereka sendiri.
Semua hal ini senantiasa dilakukan agar anak-anak sejak usia dini dapat mengenal dan mencintai permainan tradisional sehingga permainan tradisional tidak tergerus oleh zaman. Sebab permainan tradisional sesungguhnya sama tuanya dengan usia kebudayaan kita atau bagian tak terpisahkan dari kebudayaan.(JUM)