Sukses

GNPF MUI: Kalau Kami Bicara Agama, Nanti Dituduh Anti NKRI

GNPF MUI demo di sidang Ahok.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Bakhtiar Nasir berorasi di bawah guyuran hujan. Dia menjadi salah satu massa kontra Ahok yang ikut demo di depan gedung Kementerian Pertanian meskipun kehujanan.

Mereka memakai payung dan spanduk untuk berteduh. Bakhtiar menyebut, hujan sebagai anugerah dari Tuhan. Namun, saat asyik berbicara dengan ayat-ayat suci Alquran, Bakhtiar terdiam dan berhenti sesaat.

"Kalau kami bicara agama, nanti dituduh anti NKRI, kami bicara Islam dianggap anti bhinneka tunggal Ika, gagal paham ini," kata Bachtiar di hadapan massa aksi di jalan RM Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (24/1/2017).

Ia menganggap agama Islam dan banyaknya aksi-aksi massa belakangan ini, sebagai tanda kebangkitan umat Islam.

"Kepada presiden dan aparat, saya ingin sampaikan, janganlah menilai Rahmat Allah pada Indonesia sebagai ancaman," kata dia.

"Bukan berarti ini menjadikan Indonesia negara Islam," kata Bachtiar berulang-ulang.

Menurut dia, sentimen dan sebaran di media sosial soal adanya rencana makar dan menjadikan Republik Indonesia sebagai negara Islam, tak benar. Ia mengatakan, jika masih ada aparat dan penegak hukum yang menuduh dia dan gerakan GNPF MUI sebagai aksi makar, maka harus kembali belajar soal Pancasila dan dasar negara.

"Belajar Pancasila sama Habib Rizieq," kata Bachtiar.

Hujan yang semakin deras tak menyurutkan semangat para massa aksi untuk bertahan mendengarkan orasi Bachtiar Nasir.

"Yang lagi sakit berteduh, yang ingin berteduh, berteduhlah," kata Bachtiar.

Lalu ia tetap melanjutkan orasinya. Di ujung jalan lainnya, massa pendukung Ahok juga tetap bertahan di tempat persidangan Ahok.

Berbeda dengan aksi massa kontra Ahok. Pendukung Ahok masih asyik dengan lagu-lagu enerjik dan bergoyang bersama.