Sukses

Begini Rencana Perubahan di STIP Jakarta, Simak Nomor 3 dan 5!

Pasca meninggalnya taruna muda STIP Jakarta, Kementerian Perhubungan merencanakan sejumlah perubahan.

Liputan6.com, Jakarta Pasca meninggalnya taruna muda atau tingkat pertama Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Amirullah Adityas Putra pada 11 Januari lalu, pihak Kementerian Perhubungan selaku institusi yang membawahi STIP berjanji akan membenahi sekolah pelayaran ini.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan, Dr. Wahju Satrio Utomo mengatakan, pihaknya akan mengembalikan situasi kondusif dan mengubah total keadaan di STIP.

"Ke depan kita akan melakukan perubahan-perubahan yang mendasar terhadap STIP, agar benar-benar STIP ini berubah total, harus berubah total," ungkap Tommy, sapaan akrab Dr. Wahju Satrio Utomo di STIP Marunda, Jakarta Utara, Jumat (20/1) lalu. Sedikitnya ada 6 poin perubahaan yang disampaikan Tommy saat kunjungan ke STIP Marunda.

1. Manajemen Komunikasi

Dikatakan oleh Tommy, untuk menciptakan iklim yang kondusif hal pertama yang harus dilakukan adalah komunikasi yang efektif antara manajemen dengan orang tua atau walinya.

2. Penataan Kegiatan Ekskul dan Jadwal Harian

Menata kembali kegiatan ekstrakulikuler yang lebih mengarah kepada membangun kebersamaan, kekeluargaan, dan saling sayang menyayangi. Contoh kegiatannya adalah olah raga bersama.

"Itu olahraga bersama, karate bersama di lapangan bersama, yoga bersama, jadi kita biasakan mereka bersama. Jadi enggak ada lagi gap yang terlalu dalam antara kakak kelas dan adik kelas," papar dia.

Tommy menyebutkan, STIP nantinya akan membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk taruna mengenai kegiatan yang dilakukan ketika kembali dan tidak boleh keluar kamar lewat pukul 10 malam.

3. Menghilangkan Panggilan Senior dan Junior

Tommy mengatakan, STIP juga akan menghilangkan panggilan senior dan junior. Kakak kelas pun tidak boleh lagi menangani atau mengayomi adik kelasnya.

"Kakak kelas itu enggak boleh mengasuh, mengarahkan enggak boleh. Dia juga sesama taruna jadi tugasnya belajar di sini, bukan mengasuh adiknya. Tugasnya belajar ya belajar dia, mengasuh ya pengasuh," katanya.

2 dari 2 halaman

4. Membangun Pos Pengasuh

Tommy menambahkan pihaknya juga akan membangun pos pengasuh di setiap pintu yang tidak boleh kosong. Dengan jadwal piket yaitu pukul 04.31 hingga 21.59 WIB dan 22.00 hingga 04.30 WIB. Di pos pengasuh, Wahyu melanjutkan, akan ada empat orang dan semuanya berasal dari TNI AL. Sehingga tidak ada lagi taruna yang piket malam.

"Saya sudah betul-betul meminta bukan doktrin-doktrin TNI yang diberikan, tapi betul-betul pengasuhan. Mereka kasih ilmu baris-berbaris, tata pergaulan, karena baris-berbaris itu yang bisa ajarin hanya TNI," dia menjelaskan.

5. Perubahan Kurikulum

Tommy menjelaskan bahwa pihaknya akan mengubah kurikulum pendidikan dengan memperbanyak praktik dibandingkan teori. Hal yang sebelumnya tidak pernah dilakukan.

"70 persen harus praktik, 30 persen teorinya dengan kurikulum yang baru itu," ucap Tommy. Menurut Tommy, dalam STIP ada yang disebut dengan Pembelajaran, Pelatihan, dan Pengasuhan (Jarlatsuh). Dan ketiganya memiliki isi yang berbeda-beda.

"Kalau pembelajaran dia dosen, instruktur, dan lain-lain. Pelatihan itu termasuk lab dan segala macam, ekskul kan pelatih profesional. Pengasuhan saya minta marinir (TNI AL) yang mengawasi," tutur dia.

6. Perbaikan Sarana dan Prasarana

Tommy mengatakan, pihaknya juga akan melakukan perbaikan sarana dan prasarana di STIP. Di antaranya, hanya akan ada satu pintu masuk dan keluar asrama taruna. Tujuannya, agar taruna yang masuk dan keluar dapat diketahui pengasuh.

"Termasuk, akhir Februari STIP ini dengan wajah yang berbeda, warna-warnanya lebih ceria, lebih humanis, warna-warna yang lebih membangun inovasi para taruna, dan tidak warna-warna monoton seperti sekarang ini," dia memaparkan.

Tak hanya itu, Wahyu juga menyebut ingin melakukan perbaikan fasilitas klinik yang ada di STIP. "Memang kita harus lakukan perbaikan dengan 1.300 taruna, ini harus dokter yang betul-betul cukup untuk menangani, dan harus ada 24 jam disini," ujar dia.

"Dan fasilitas klinik umum kita perbaiki supaya nanti ada ruang rawat inapnya. Taruna ada yang sakit malam-malam itu ada, kita perbaikilah," sambungnya.

Tommy menegaskan bahwa wajah STIP akan berbeda dan berwarna. Yang tentunya hal ini akan jauh berbeda dari sebelumnya. "Nanti lihat wajah sekolah ini akan warna-warni nanti. Jadi membangun suasana yamg humanis nanti," jelas Tommy. 

Dengan beragam perubahan ini, Tommy berharap, situasi kondusif dan perubahan di STIP bisa terlihat setahun ke depan.

Powered By:

BPSDM Kementerian Perhubungan

Â