Liputan6.com, Denpasar - Sejumlah kader Partai Demokrat Provinsi Bali pindah haluan ke Partai Hanura. Perpindahan mereka ditandai dengan pencopotan jas Partai Demokrat dan menggantinya dengan jas Partai Hanura.
Mereka menyatakan kekecewaan terhadap Demokrat. Rata-rata mereka adalah kader Partai Demokrat dari Kabupaten Karangasem.
Tercatat di antaranya adalah Ketua PAC Demokrat Kecamatan Sidemen, I Negah Sudiartha, Ketua PAC Demokrat Kecamatan Manggis, I Made Mustika, Ketua PAC Kecamatan Rendang, I Wayan Ratna, mantan pengurus DPC Demokrat karangasem, I Ketut Pasek Denia, mantan Direktur Eksekutif DPD Partai Demokrat Bali, I, Nyoman Agung Sariawan dan sejumlah kader lainnya.
Advertisement
Ketua PAC Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, I Wayan Ratna mengaku sudah tak nyaman bersama Partai Demokrat. "Aspirasi kami tidak didengar selama ini. Kami tidak pernah diperhatikan," kata Ratna di Kopi Made, Renon, Denpasar, Jumat 27 Januari 2017.
Selain itu, ia menilai Musyawarah Cabang Partai Demokrat Kabupaten Karangasem berlangsung penuh ketidakadilan. "Mucab berjalan tidak fair," ucap dia.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Hanura Gede Pasek Suardika menyambut baik keinginan mereka. Secara langsung, mereka diberikan jas kebesaran Partai Hanura yang langsung dikenakan.
Menurut Pasek, saat ini hanya Partai Hanura yang masih memiliki kalkulasi politik yang baik. Hanura, kata dia, akan menjelma menjadi kekuatan besar pada Pemilu 2019.
Menurutnya, dua kursi wakil rakyat dari Bali di DPR RI hingga kini ditelantarkan oleh Partai Demokrat. Kursi itu yakni milik Jro Wacik dan I Putu Sudiartana yang terjerat kasus korupsi berbeda. Ia berharap pada Pemilu 2019 mendatang, masyarakat Bali lebih baik mempercayakan suaranya kepada Hanura. Ia menjamin suara rakyat Bali itu tak akan disia-siakan.
"Dua kursi rakyat Bali ditelantarkan tanpa rasa bersalah. Satu kursi saja sangat penting. Ini sudah 2,5 tahun ditelantarkan. Pemilu 2019 tolong sampaikan kepada rakyat Bali, dua kursi itu berikan kepada kami Partai Hanura. Percayalah, tidak akan disia-siakan oleh Hanura," tegas dia.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Hanura Bali, Made Sudarta mengaku senang dengan bergabungnya sejumlah kader Partai Demokrat. Ia berharap Hanura akan menjadi rumah yang aman dan nyaman untuk mereka. Ia pun akan memberikan kepercayaan khusus kepada kader-kader yang baru bergabung tersebut.
Â
Â
Tanggapan Demokrat Bali
Sementara itu, Ketua DPD Partai Demokrat Bali, I Made Mudarta balik mempertanyakan keanggotaan kader yang hijrah ke Partai Hanura tersebut. "Mereka tercatat sebagai kader tidak? Kalau pengurus PAC, tunjukkan SK-nya," ujar Mudarta, Sabtu (28/1/2017).
Ia menilai sah-sah saja seseorang pindah partai. Sebab, Demokrat adalah partai yang terbuka untuk siapa saja.Â
"Kalau dilarang nanti melanggar hak mereka. Jadi, kita biarkan saja. Kalau mereka ke Hanura, mantan Ketua DPD Partai Hanura (Gede Wididana) justru masuk ke Partai Demokrat. Aneh jadinya," kata dia.
Mudarta tak menyesali kepergian sejumlah kader tersebut. Baginya, Demokrat tak akan hancur lebur lantaran ditinggal segelintir kadernya tersebut. Ia percaya sejumlah kader tersebut sesungguhnya masih mencintai Partai Demokrat. Buktinya, sejak dari rumah mereka masih mengenakan jas kebesaran Partai Demokrat.
"Saya percaya mereka masih mencintai partai ini. Buktinya dari rumah mereka ambil jas itu dari dalam lemari yang masih tertata rapi lalu dikenakan hingga ke lokasi acara," ujarnya.
Ia percaya Partai Demokrat tak akan guncang. Sebaliknya, Partai Demokrat akan terus berkembang dengan kader yang terus berlipat-lipat. "Pembuktiannya nanti di (Pemilu) 2019," demikian Mudarta.