Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak lima warga negara Indonesia (WNI) diamankan di Bandara Ngurah Rai, Bali pada Selasa 24 Januari 2017 pukul 22.15 Wita setelah dideportasi dari Turki. Mereka dideportasi setelah ditangkap karena diduga akan bergabung dengan kelompok ISIS.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyebut fenomena seperti ini harus dicermati.
"Saya kira sebuah fenomena yang ini harus dicermati dengan baik, termasuk warga negara kita yang kembali lagi dari Suriah, yang bergabung di ISIS juga terus dalam pemantauan aparat keamanan," ucap Tjahjo di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (30/1/2017).
Advertisement
Dia menceritakan, fenomena tersebut tidak hanya terjadi di Kementerian Keuangan saja. Di Kemendagri sendiri, kata Tjahjo, ada pula yang mengalaminya.
"Di kami juga ada yang sama, tapi itu kan individu ya. Makanya (ada karyawan) yang tahu-tahu minta mundur, ada yang tahu-tahu menghilang dengan keluarganya, ada. Ada yang anaknya ngeluh di pegawai ini, anaknya tahu-tahu hilang, ada," ungkap dia.
Oleh karena itu, Politikus PDIP ini menegaskan bergabungnya seseorang dengan ISIS tergantung dari pribadi masing-masing. Sehingga, kata Tjahjo, dirinya pun mengadakan forum-forum diskusi agar pengetahuan mereka terbuka dan bertambah.
"Saya kira ini personal-personal yang bisa dicuci otaknya. Nah ini kan kembali kepada kita. Maka saya bikin forum-forum semacam ini mengundang semua pihak ada pencerahan supaya ada alasan semua mengambil keputusan," tutur Tjahjo.
Sebanyak lima warga negara Indonesia (WNI) diamankan di Bandara Ngurah Rai, Bali pada Selasa 24 Januari 2017 pukul 22.15 Wita setelah dideportasi dari Turki. Mereka dideportasi setelah ditangkap karena diduga akan bergabung dengan kelompok ISIS.
Kelima orang tersebut adalah TUAB, NK, NAA, MSU, dan MAU. Mereka semuanya berasal dari Cilincing, Jakarta Utara. Saat ini, mereka masih menjalani pemeriksaan di Polda Bali.