Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PDIP Andreas Pareira mengingatkan jika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku pernah disadap saat masih menjabat sebagai Presiden. Sehingga, kata Andreas bisa saja hingga saat ini SBY masih menjadi sasaran penyadapan.
"Ini bukan kasus pertama. Bahkan 2009 ketika masih Presiden, SBY dan beberapa menterinya pernah disadap oleh Badan intelijen negara tetangga kita Australia, yang kemudian dipublikasi oleh Wikileaks, yang baru ketahuan 2013," kata Andreas di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (2/2/2017).
Menurut Andreas, SBY bisa saja menjadi sasaran penyadapan dari dalam maupun luar negeri.
Advertisement
"Sasaran penyadapan SBY bisa di dalam atau dari luar negeri, soal dari mana dan siapa yang menyadap, Polri yang berwenang untuk membuktikan," tutur dia.
Masih kata Andreas, jika terbukti Ketua Umum Partai Demokrat itu disadap, maka itu membuktikan masih ada kelemahan sistem pengamanan terhadap mantan kepala negara.
"Soal (dugaan) penyadapan ilegal yang terjadi pada SBY sebagaimana penjelasan dalam jumpa pers, menunjukan rentannya sistem pengamanan kita terhadap mantan Presiden," ujar Andreas.