Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memberi bantuan untuk korban banjir Manado yang berada di Desa Pandu, Kecamatan Bunaken, Kota Manado.
Salah satu penerima, Jengli Susi Wewengka (42) mengaku bahagia dan bersyukur atas bantuan yang diberikan pemerintah tersebut. Ia tidak mempermasalahkan besar kecilnya bantuan yang diterima.
"Terima kasih sekali. Bantuan ini menandakan kalau pemerintah sangat peduli dengan kita orang," ungkap Susi disela-sela penyerahan bantuan hunian tetap oleh Mensos, Sabtu (4/2/2017).
Advertisement
Susi mengatakan sebelum direlokasi dia dan sang suami, beserta tiga anaknya tinggal di pengungsian. Lamanya mencapai tiga bulan tanpa membawa harta benda lantaran hanyut dan rusak dibawa banjir bandang yang terjadi tiga tahun lalu.
"Saya cuma bisa menyelamatkan ijazah anak-anak sama sertifikat rumah. Pakaian yang tersisa cuma yang dipakai dibadan," kenang Jengli.
Menurut dia, banjir tersebut mengubah hidupnya menjadi tambah miskin. Terlebih sang suami, Muslimin Sanusi (50) hanya bekerja menjadi penjahit dengan penghasilan tidak menentu.
Tidak hanya itu, lanjutnya, trauma banjir juga membekas di pikiran anak-anaknya. Setiap kali hujan besar, anak-anaknya begitu tampak ketakutan. "Mudah-mudahan kami bisa melanjutkan hidup dengan baik disini," imbuh dia.
Target 2.054 KK
Sementara itu, Mensos Khofifah menerangkan, bantuan isi hunian tetap yang diberikannya ini adalah tahap pertama dari target sebanyak 2.054 keluarga. Setiap kepala daerah menurut Khofifah memperoleh stimulan pembelian kebutuhan peralatan rumah tangga senilai Rp 3 juta.
"Selain bantuan isi hunian tetap, Kemensos juga memberikan bantuan paket sembako untuk 1000 KK dengan total nilai bantuan Rp 150 juta," ucap dia. Â
1.000 KK yang menerima bantuan berasal dari empat kecamatan terdampak banjir yaitu Kecamatan Paaldua (7 Kelurahan), Sario (3 Kelurahan), Tikala (4 Kelurahan), dan Wanea (6 Kelurahan).
Dalam kesempatan tersebut, Mensos juga memberikan bantuan santunan ahli waris kepada empat korban meninggal masing-masing sebesar Rp 15 juta, sehingga total Rp 60 juta.
"Sejak 2014 hingga saat ini bantuan yang dikucurkan oleh Kemensos telah mencapai Rp 6,34 miliar," ujar Khofifah.Â
Khofifah berharap, korban banjir dapat memulai hidup baru di tempat tersebut dengan lebih bersemangat dan optimistis. Ia juga berharap korban banjir bandang bisa segera melupakan kejadian yang menimpa mereka.
"Suasana di tempat ini bagus, udaranya juga sejuk. Semoga bapak ibu betah dan kerasan tinggal di sini," tutur dia.
Banjir bandang melanda Kota Manado 15 Januari 2014 silam. Kejadian tersebut mengakibatkan kerusakan parah sarana dan prasarana di Kota Manado. Akibat banjir bandang, sedikitnya 18 orang meninggal dunia, 2 orang hilang, 101 rumah hanyut, dan 86.355 jiwa atau 25.103 kepala keluarga mengungsi.