Sukses

Legislator Demokrat Minta Pemerintah Tak Alergi dengan SBY

Posisi Demokrat sejak Jokowi terpilih jadi Presiden ke-7 RI, sudah jelas sebagai penyeimbang pemerintah di parlemen.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Benny Kabur Harman, menilai yang dilakukan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui media sosial maupun konferensi pers, hal biasa sebagai kapasitas ketua umum partai politik.

Oleh karena itu, dia meminta pemerintah tak perlu khawatir dengan peryataan Presiden ke-6 RI itu melalui Twitter maupun konferensi pers.

"Pemerintah saat ini tidak perlu alergi oleh Bapak SBY dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Demokrat. Karena apa yang disampaikan secara subtansi mengartikulasikan secara apa yang menjadi aspirasi," kata Benny di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2017).

"Tak lebih kalau dianggap benar dilaksanakan kalau tidak ya tidak apa. Toh kita mempunyai kebijakan," ujar Benny.

Menurut dia, sikap SBY yang dituangkan dalam cuitan di Twitter dan konferensi pers, itu bagian dari tugasnya sebagai ketua umum partai politik yang memiliki kader dan konstituen.

"Konferensi pers dan cuitan Pak SBY telah disalahpahami tidak mendukung pemerintah saat ini," ucap dia.

Wakil Ketua Komisi III DPR ini berujar, SBY sebagai sosok negarawan pasti mendukung pemerintahan yang sah sesuai konstitusi. Ia juga sangat menyayangkan aksi mahasiwa kemarin, yang demo di depan kediaman SBY di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

"Posisi Partai Demokrat sudah jelas mendukung pemerintahan Pak Jokowi sampai selesai," ujar dia.

Benny menambahkan, posisi Demokrat sejak Jokowi terpilih jadi Presiden ke-7 RI, sudah jelas sebagai penyeimbang pemerintah di parlemen.

"Posisi penyeimbang itu mendukung kebijakan yang berpihak untuk kepentingan rakyat. Jika ada kebijakan aktif maupun pasif tidak berpihak kepada rakyat, Demokrat (di parlemen) melakukan evaluasi," tandas Benny.

Sebelumnya, SBY menggelar konferensi pers pada Rabu 1 Februari 2017 di Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat. Konferensi tersebut salah satunya terkait soal dugaan penyadapan handphone Presiden ke-6 RI itu.

Selanjutnya pada Senin 6 Februari, SBY mentweet dengan mengatakan, rumahnya didatangi ratusan orang pada Senin sore. "Saudara-saudaraku yg mencintai hukum & keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digrudug" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak. *SBY*," tulis SBY.