Sukses

Dirjen Dukcapil: Data e-KTP di Server Kemendagri Tak Bocor

Dirjen Kependudukan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Zudan Arif menegaskan semua data e-KTP dipalsukan dengan cara manual

Liputan6.com, Jakarta - Dirjen Kependudukan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Zudan Arif menegaskan, tidak ada kebocoran server di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam kasus pemalsuan 36 Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP). Hal itu diketahui dari data chip yang berbeda dengan info di halaman depan e-KTP.

"Semua data server kita aman tidak ada kebocoran, traffic juga aman, semua data e-KTP palsu itu tidak sama dengan data base (chip), semua data dipalsukan dengan cara manual," tegas Zudan saat jumpa pers di Gedung Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (13/2/2017).

Pemalsuan manual e-KTP ini diawali dengan mengumpulkan blanko e-KTP bekas yang tercecer di kelurahan. Setelah ditelusuri dari alamat, e-KTP palsu itu diperoleh dari 20 kelurahan di DKI.

"Pemalsu ini mencari blanko rusak tercecer. Ada dari satu kelurahan dapat 1 atau 2 blanko rusak," jelas dia.

Karena itu, Zudan mengimbau agar tiap kelurahan untuh lebih hati-hati dengan blanko e-KTP rusak. Limbah tersebut hendaknya disimpan terlebih guna menghindari penggunaan yang tidak semestinya.

"Jadi hati-hati dengan blanko rusak, jangan langsung dibuang tapi disimpan, hati-hati agar tidak terjadi tindak kejahatan seperi ini," ujar Zudan.

Hingga kini, oknum yang diduga 'bermain' bukan dalam partai besar. Hanya dilakukan untuk kejahatan tertentu.

"Saya duga ini untuk cyber crime, untuk buka rekening bank yang belum kerja sama dengan Dukcapil (tidak perlu pakai NPWP cukup e-KTP) atau bisa saja ingin mengacaukan ketenangan Pilkada DKI karena kebetulan alamat e-KTP palsu semua dari Jakarta," tutup Zudan.