Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar tidak hanya menyebut mantan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tapi juga anaknya Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas. Ibas diduga terkait proyek pengadaan IT (teknologi Informasi) di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Saya dapat informasi yang mengadakan, salah satu pengadaan alat ini (IT KPU) adalah salah satu putra SBY Ibas," kata dia seperti dikutip Liputan6.com dalam wawancara khusus Antasari Azhar dengan Metro TV, Selasa (14/2/2017).
Antasari Azhar mengaku tidak mengetahui proses tender pengadaan IT KPU pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2009 lalu. Ia menjelaskan, pihaknya bahkan mengutus Wakil Ketua Bidang Pencegahan KPK Haryono Umar untuk mengumpulkan data.
Advertisement
Antasari Azhar mengatakan, hal itu dilakukan untuk mencari data awal guna mengevaluasi IT KPU sebelum dilakukannya penyelidikan. Haryono Umar, ia menambahkan, bahkan telah melakukan pemanggilan pihak terkait.
"Apakah alat dibelinya rusak. Dua, apakah alat yang dibeli sudah direkayasa. Jadi kasusnya masih penyelidikan," tegas Antasari Azhar.
Saat menjabat sebagai Ketua KPK Antasari Azhar pada 22 April 2009 mengatakan akan mengusut IT KPU yang digunakan dalam pusat tabulasi nasional Pemilu 2009. Alasannya, ia menambahkan, KPK ingin tahu apakah ada indikasi korupsi dalam pengadaan TI itu.
Gara-gara perangkat IT yang tidak bekerja maksimal, KPU gagal memenuhi target. Pada hari terakhir tabulasi Senin 20 April 2009 di Hotel Borobudur, hanya sekitar 13 juta suara yang ditampilkan KPU.
Sebelumnya, KPU menargetkan akan menampilkan 80 persen hasil perolehan suara dalam penutupan tabulasi. Asumsinya, jika daftar pemilih tetap (DPT) mencapai 171 juta pemilih, seharusnya yang ditampilkan kemarin sekitar 136,8 juta suara.
Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat Benny K Harman meminta mantan Ketua KPK Antasari Azhar, untuk tidak sembarangan melempar tuduhan kepada Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.
"Jadi gini, saya minta Antasari itu jangan melemparkan tuduhan, fitnah yang keji semacam itu. Saya tahu Pak SBY sama sekali tidak mengintervensi substansi kasus," kata Benny di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (14/2/2017).
Wakil Ketua Komisi III DPR ini berujar, sebagai presiden, SBY pasti mengetahui kasus yang menimpa Antasari Azhar, termasuk kasus-kasus lain baik di Kepolisian maupun di KPK.
Sementara itu, SBY menyatakan, Antasari Azhar memiliki tujuan tertentu terhadap dirinya. Tujuan itu adalah agar putranya yang mencalonkan diri sebagai calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono, kalah dalam Pilkada DKI 2017.
Agus Harimurti Yudhoyono berpasangan Sylviana Murni dalam Pilkada DKI 2017. Pasangan cagub dan cawagub DKI Jakarta itu mendapatkan nomor urut satu.
"Tujuan penghancuran nama SBY oleh Antasari & para aktor di belakangnya ~ agar Agus-Sylvi kalah dlm pilkada besok, 15 Feb 2017. *SBY*," ujar SBY melalui akun twitter resminya @SBYudhoyono, Selasa (14/2/2017).
"Apa belum puas terus memfitnah & hancurkan nama baik saya sejak November 2016, agar elektabilitas Agus hancur & kalah *SBY*," lanjut SBY.