Sukses

Ahok: Jakarta Masih Banjir karena Normalisasi Sungai Belum Tuntas

Ahok menegaskan, tak ada pilihan selain memindahkan warga ke rusun agar sungai dapat dinormalisasi.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan penyebab masih adanya banjir dan genangan sejak beberapa hari terakhir di Ibu Kota karena belum selesainya normalisasi atau pelebaran sungai.

Masalahnya, untuk normalisasi itu Pemprov DKI harus menggusur permukiman di sepanjang bantaran sungai. Meski langkah itu tak populer, Ahok mengatakan bakal terus menormalisasi sungai.

"Kita akan terus lakukan (pemindahan ke rusun). Enggak stop ini (normalisasi)," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (16/2/2017).

Dia menegaskan, tak ada pilihan selain memindahkan warga ke rusun agar sungai dapat dinormalisasi.

"Kita harus tahu kalau memang itu ada masalah, kita harus tetap normalisasi. Enggak ada pilihan (gusur), walaupun dia marah atau apa pun ya, namanya juga kaya orangtua sama anak gimana. Kalau nggak mau (pindah) gimana? Sinetronnya jalan terus dong banjir," tutur Ahok.

Menurut dia, ke depan target normalisasi sungai dan pembangunan jalan inspeksi adalah seluruh wilayah Jakarta. Dia pun meminta warga tak perlu khawatir, sebab harga tanah di dekat sungai justru akan naik setelah ada jalan inspenksi.

"Pokoknya semua, saya sudah bilang sama orang Jakarta kalian tinggal di belakang sungai, yang pas jalan inspeksi nanti pasti jadi mahal, karena kami nggak mungkin stop, kami akan terus lakukan normalisasi," ujar Ahok.

Dia justru menyarankan bila ada warga ingin membeli tanah di Jakarta, belilah tanah di belakang sungai yang akan dibangun jalur inspeksi.

"Kalau kami beli (tanah dekat sungai) kan manti lama-lama kita bikinin jalan inspeksi, naik harga tanah kamu," ucap Ahok.

Namun, sebelum melebarkan sungai dan membangun jalan inpeksi, mantan Bupati Belitung Timur ini menyebut DKI terlebih dahulu harus mengebut pengerjaan rusun untuk pemindahan warga bantaran sungai.

"Cuma soal rusun siap enggak siap. Karena ada keterlambatan rusun dua tahun terakhir. Bisa dapat bangun 20 ribuan rusun atau 12 ribu rusun, saya belum tahu," pungkas Ahok.