Sukses

Siti Aisyah, Penjual Bra yang Diduga Membunuh Kim Jong-nam

Siti Aisyah di kalangan keluarga dikenal pendiam. Bisa disebut dia jarang berinteraksi dengan orang lain.

Liputan6.com, Jakarta - Suara Benah (50) terdengar parau dari balik telepon. Namun, dia tak ragu untuk bercerita mengenai anaknya yang saat ini ditangkap Polis Diraja Malaysia (PDRM), Siti Aisyah (25). Anak keempat Benah itu diduga terlibat pembunuhan kakak tiri Kim Jong-un, Kim Jong-nam.

"Ibu ada anak empat. Satu sudah enggak ada (meninggal dunia), yang ini (Aisyah) malah ketangkep," kata Benah memulai perbincangan dengan Liputan6.com, Jumat (17/2/2017).

Aisyah di kalangan keluarga dikenal pendiam. Bisa disebut dia jarang berinteraksi dengan orang lain. "Dengan keluarga aja jarang," kata Benah.

Menurut dia, anaknya itu pergi ke Jakarta untuk mencari kerja bersama seorang temannya pada 2007. Aisyah kemudian bekerja di sebuah konfeksi rumahan di Tambora, Jakarta Barat. Di sana dia bertemu dengan suaminya yang tak lain anak dari pemilik konfeksi tersebut. Pernikahan berjalan pada 2008.

Dari pernikahan tersebut, dia dikarunia seorang anak laki-laki. "Sekarang anaknya tinggal dengan neneknya di Tambora, usianya 7 tahun," kata Benah.

Tiga bulan setelah sang cucu dilahirkan dari anak bungsu empat bersaudara tersebut, Aisyah dan suaminya pindah ke Batam. Sementara anak mereka tinggal dan menetap dengan kakek-neneknya di Tambora.

"Mereka cari kerja ke Batam. Aisyah kerja sebagai karyawan di toko BH. Sering kalau pulang dia perlihatkan foto-fotonya pas kerja di toko BH. Kalau suaminya enggak tahu kerja di mana," kata Benah.

Perkawinan tidak berjalan mulus. Kepada Benah, Aisyah mengabari bahwa dirinya akan bercerai dengan suaminya. Pada 2012, keduanya resmi bercerai.

 

 

2 dari 3 halaman

Berlibur ke Malaysia

Benah mengaku terkejut dengan kabar penangkapan anaknya. Ibu rumah tangga ini bahkan mengetahui anaknya tersandung kasus dari tetangga dan kerabat keluarga. Satu per satu mereka berdatangan ke rumah Benah untuk sekadar bertanya dan memastikan, bahkan memberikan kekuatan.

"Saya gemeteran, enggak percaya anak saya kayak gitu. Sama orang aja enggak pernah jahat," kata Benah.

Menurut Benah, putrinya itu cukup rajin berkomunikasi dengannya. Baik pergi atau pulang kerja, Aisyah selalu memberi kabar ke dirinya via telepon. Saban bulan pula anaknya itu rajin mengirim uang hasil kerjanya ke Serang untuk keluarganya.

Suatu hari Benah ditelepon anaknya. Aisyah mengabari bahwa dirinya hendak ke Malaysia. "Katanya mau liburan, bukan kerja di sana," kata Benah.

Menurut catatan Imigrasi Indonesia, Siti Aisyah yang lahir di Serang 11 Februari 1992 itu memegang paspor bernomor A 9601796. Dia ke Malaysia melalui Batam.

"Berdasarkan hasil koordinasi dengan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Batam, yang bersangkutan diketahui melintas melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) di Pelabuhan Fery Internasional Batam Center pada 2 Februari 2017 sekitar pukul 08.32 WIB," ujar Kabag Humas Ditjen Imigrasi Agung Sampurno kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat (17/2/2017).

Dalam perjalanannya, Siti Aisyah menggunakan jasa kapal penyeberangan. Dia berangkat pukul 09.30 WIB. "Dia melintas menggunakan kapal ferry MV Mirangga Alpha dengan manifes nomor 12," ucap Agung.

Kepala BNP2TKI Nusron Wahid menanggapi isu soal pekerjaan WNI Siti Aisyah--sebelumnya ditulis Aishah--di Malaysia. Perempuan asal Serang itu diduga terlibat pembunuhan Kim Jong-nam, kakak pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un.

"Berdasarkan pengecekan di database BNP2TKI tidak ditemukan nama Siti Aisyah sebagai tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia," ucap Nusron dalam keterangan pers kepada Liputan6.com, Jumat (17/2/2017).

Keterangan itu didapat Nusron setelah berkoordinasi dengan KBRI Kuala Lumpur. Terkait kapan Siti masuk dan apa yang dilakukan di Malaysia, belum mereka dapatkan.

"Setelah kami koordinasi dengan KBRI Malaysia, diketahui Siti Aisyah berada di Malaysia, tapi tak diketahui informasi lengkap mengenai kapan Siti Aisyah (masuk ke Malaysia), apa yang dilakukannya di Malaysia dan bagaimana sampai disangka terlibat dalam pembunuhan warga Korea Utara," ucap Nusron.

 

3 dari 3 halaman

Tulang Punggung Keluarga

Ditangkapnya Aisyah menjadi duka bagi keluarga. Bagaimana tidak, Aisyah yang merupakan anak keempat ini adalah tulang punggung keluarga.

Benah memiliki empat anak. Anak pertamanya berjualan buah-buahan di jalanan Bogor. Anak keduanya bekerja sebagai sopir angkot. Sementara anak ketiga Benah meninggal saat bayi. Aisyah adalah anak keempat.

Benah adalah seorang ibu rumah tangga. Suaminya, Astria, menjadi guru mengaji di kediaman mereka. "Kalau kayak gini ya enggak ada kiriman uang lagi dari Aisyah," ujar Benah.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Lalu Muhamad Iqbal, memastikan salah seorang perempuan warga negara Indonesia (WNI) terlibat dalam kasus pembunuhan Kim Jong-nam.

"Berdasarkan data diri yang disampaikan oleh otoritas keamanan Malaysia, KBRI telah melakukan verifikasi dan berdasarkan data sementara yang ada di KBRI perempuan tersebut berstatus WNI," ucap Iqbal di Jakarta, Kamis, 16 Februari 2017.

Kim Jong-nam meninggal dunia pada Senin, 13 Februari 2017. Ia diduga diracuni sebelum naik pesawat di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Malaysia.

Otoritas Negeri Jiran juga telah mengonfirmasi bahwa korban tewas bernama Kim Chol itu adalah Kim Jong-nam.

Kepala Departemen Investigasi Kriminal Kepolisian Wilayah Selangor, Asisten Komandan Senior Polisi Fadzil Ahmat mengatakan, peristiwa tewasnya Kim Jong-nam berlangsung pada pukul 21.00.