Liputan6.com, Jakarta - Ketok Magic, demikian tulisan itu tertera di gerbang sebuah bengkel di kawasan Jati Bening, Bekasi, Jawa Barat. Bengkel itu cukup ramai, ada tiga mobil rusak yang berada di dalam bengkel seluas 50 meter persegi.
Di bengkel tersebut, ada tiga pegawai. Seorang di antaranya merupakan pemilik bengkel bernama Menuk (40). Saat Liputan6.com mendatangi bengkel tersebut, Menuk tengah memeriksa bagian depan bodi mobil yang penyok.
Baca Juga
"Paling setengah jam selesai," kata Murda'i Menuk kepada Liputan6.com, Senin 6 Februari 2017.
Advertisement
Menuk, sapaan dia, sudah lebih dari lima tahun membuka bengkel Ketok Magic. Usut punya usut, nama Ketok Magic di depan bengkel bukan didapat dengan mudah. Nama ini hanya bisa digunakan mereka yang punya keahlian khusus dan berasal dari Blitar, Jawa Timur.
Menuk bercerita, nama ini muncul lantaran ada pelanggan yang terkesima melihat hasil reparasi mobil yang awalnya dilakukan Ahmad Kaslan alias Mbah Turut. Pelanggan kaget lantaran bagian bodi mobil yang rusak bisa kembali normal setelah diperbaiki Mbah Turut.
"Jadi mereka bilang itu magic," ucap Menuk. Cerita ini, kata Menuk, menjadi cerita yang turun-temurun diwariskan dari montir-montir bengkel Ketok Magic.
Itu pun yang lelaki asal Blitar, Jawa Timur, ini dengar dari guru sekaligus pamannya, Darni. Menurut Menuk, Darni merupakan salah satu murid dari Mbah Turut. Sekarang, Darni membuka bengkel serupa di wilayah Kalimantan.
Keberadaan bengkel Ketok Magic ini masih menjadi pilihan pemilik mobil. Yessy Mulyanti (42), seorang langganan Menuk, menuturkan, dia sudah berulang kali datang ke bengkel.
Alasan kedatangannya sederhana, Ketok Magic punya hasil yang memuaskan jika dibandingkan dengan bengkel resmi. Apalagi, kata Yessy, tarif yang diterapkan lebih murah dibanding tarif dari bengkel resmi.
"Saya pernah membandingkan dengan bengkel resmi, harganya tinggi sekali. Selain itu lama," ucap Yessy.
Estimasi waktu rupanya jadi bagian utama dalam perbaikan ini. Kecepatan pengerjaan menjadi ciri yang membedakan Ketok Magic dan bengkel reparasi lain. Yessy menyebut, dirinya tak pernah menunggu lebih dari tiga hari untuk sekali perbaikan.
Ini sempat membuat Yessy curiga, sang pemilik bengkel menggunakan trik-trik magic dalam perbaikan mobil. Pertanyaan itu sempat bergelayut di kepala Yessy. Namun, dirinya buru-buru menepis syak wasangka ada ajian magic di bengkel tersebut.
"Kalaupun pakai magic, bodo amat," kata Yessy.
Menuk hanya tertawa saat ditanya soal dugaan ada ajian magic di bengkelnya. Menurut dia, dugaan itu sudah tak berlaku di zaman modern ini. Sebab, apa yang dilakukannya murni berdasarkan keahlian dan keterampilan.
"Ketok Magic itu harus benar-benar yang menguasai, dan paham bodi mobil. Cuma, pakai ini alatnya," kata Menuk sembari menunjukkan lempengan besi panjang yang disebut teter.
Â
Berawal dari Teter
Bengkel Ketok Magic dapat dengan mudah ditemukan di mana-mana. Bengkel ini sudah berdiaspora ke sejumlah tempat di Indonesia. Laman Google Maps akan dengan mudah memunculkan bengkel saat kata pencarian Ketok Magic dituliskan.
Dari kesemua bengkel tersebut, hanya ada satu persamaan yakni teter dan lamak. Dua alat ini menjadi senjata yang digunakan montir bengkel Ketok Magic di mana pun.
"Kalau ngaku-ngaku Ketok Magic, alatnya bukan begini, itu bukan Ketok Magic," kata Menuk sembari memperlihatkan teter dan lamak.
Teter merupakan lempengan besi yang memiliki panjang kira-kira 10 sentimeter dan ketebalan 0,5 sentimeter. Sementara lamak memiliki beberapa jenis dan ukuran. Ada yang melengkung, datar, dan setengah melengkung. Jenisnya mengikuti lekuk bodi mobil. Ukuran lamak paling besar sekitar 4x3 sentimeter.
Kedua jenis alat ini punya fungsi berbeda. Lamak berfungsi mendorong bagian bodi mobil yang rusak dari dalam. Sedangkan teter berfungsi untuk menahan hantaman palu dari luar. Saat proses perbaikan bodi mobil, kedua benda ini digunakan bersamaan.
Menurut Menuk, seorang montir akan memukul-mukulkan palu ke bagian yang penyok dengan dialasi teter. Sementara montir lain, menahan hantaman sekaligus mendorong bodi mobil yang rusak menggunakan lamak dari belakang.
"Ter… ter… tok… tok.." demikian bunyi kedua alat saat digunakan.
Metode perbaikan seperti ini, kata Menuk, yang dilakukan almarhum Ahmad Kaslan alias Mbah Turut, beberapa dekade silam. Metode ini dahulu dikenal dengan nama Kenteng Teter (dibaca Kenting Teter).
Nama Kenteng Teter ini menjadi nama yang jauh lebih dikenal warga di kawasan Blitar saat Mbah Turut masih hidup. Bahkan saat ini, sejumlah bengkel sejenis masih menggunakan nama bengkel Kenteng Teter daripada Ketok Magic.
Soal teter ini, Menuk ungkap cerita, alat tersebut tak bisa didapatkan di sembarang tempat. Teter dan lamak hanya bisa didapatkan di Blitar, Jawa Timur. Liputan6.com sempat mencari tahu di mana alat tersebut bisa didapatkan.
Sejumlah bengkel Ketok Magic yang Liputan6.com datangi di Blitar mengarahkan ke satu desa di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Di desa tersebut, ada seorang lelaki tua bernama Tumirin (65).
Mbah Rin, biasa dia disapa, dikenal tukang bengkel sebagai pembuat peralatan magic yang biasa dipakai di Bengkel Ketok Magic. Bapak lima anak ini sudah berulang kali mendapat pesanan buat membuat alat-alat magic tersebut.
Meski begitu, Mbah Rin nyatanya bukan orang 'berilmu'. Ia hanya seorang pandai besi yang biasanya membuat arit atau cangkul untuk keperluan petani. Yang membedakan, Mbah Rin menjadi satu-satunya pandai besi di kawasan Nglegok, yang mampu membuat teter dengan rapi dan presisi.
"Ya ndak tahu. Yang lain ndak bisa," kata Tumirin.
Advertisement
Jejak Warisan Mbah Turut
Tumirin tak pernah menduga, bengkel Ketok Magic akan semakin berkembang setelah Mbah Turut meninggal. Di benak lelaki 65 tahun ini, bengkel Kenteng Teter akan meredup selepas Mbah Turut wafat.
Nyatanya, Kenteng Teter malah berubah menjadi Ketok Magic. Ketok Magic menjamur dan populer di Indonesia. Kepopuleran Ketok Magic berbuah manis buat Tumirin. Pesanan teter dan lamak malah kian banyak diterimanya.
"Sampai ada yang datang dari Kalimantan," kata Tumirin kepada Liputan6.com.
Tumirin menyebut, pemesan umumnya turunan Blitar atau anak murid dari Mbah Turut. Sebab sepengetahuan Tumirin, montir bengkel Ketok Magic merupakan warga Blitar atau turunan orang Blitar.
Ini membuat dirinya selalu teringat tentang sosok Mbah Turut. Tumirin yang sudah belajar menjadi pandai besi sejak 1964 ini mengatakan, dirinya sempat bertemu dengan lelaki bernama asli Ahmad Kaslan itu.
"Saya tahu, tapi dulu," ucap Mbah Rin.
Di mata Tumirin, Mbah Turut merupakan sosok yang cerdas dan penyayang. Mbah Turut pun, disebutnya punya jiwa sosial yang tinggi. Tak hanya itu, Tumirin ingat satu hal tentang Mbah Turut. Yakni, kemampuan ilmu batin yang tak ada duanya.
Kemampuan ini, kata Tumirin, tak diturunkan Mbah Turut kepada siapa pun. Semua murid yang belajar kepadanya hanya dibekali kemampuan untuk memperbaiki penyok mobil dengan menggunakan teter.
"Kalau Mbah Turut enggak bisa ditiru. Soalnya kan batin, Mbah Turut enggak pakai alat, cuma (diusap) gini. Itu otak yang main," kata Tumirin. Lantaran menggunakan ilmu batin ini, Tumirin menyebut, Mbah Turut menutup rapat pintu bengkel saat dia bekerja.
Cerita ini dibantah keluarga Mbah Turut. Sutarni (65), anak kedua Mbah Turut menerangkan, cerita demikian tak benar. Ibu satu anak ini menyebut, ayahnya hanya mengajarkan keterampilan tanpa pernah menggunakan ilmu batin.
Murid yang hendak belajar, kata Sutarni, harus terlebih dahulu menjalani tes yang diterapkan. Tes tersebut bukan tes gaib, melainkan tes sosial. "Disuruh kerja di jalan memperbaiki jalan atau memacul. Lalu lama-lama ya baru boleh masuk (jadi murid)," jelas Sutarni.
Sementara soal bengkel yang selalu ditutup saat bekerja, Yulius Tukidi (68), menantu Mbah Turut sekaligus suami Sutarni, tertawa. Menurut Tukidi, penutupan pintu bengkel dilakukan lantaran Mbah Turut enggan direcoki saat bekerja. Sebab, metode perbaikan dengan teter kerap kali menimbulkan suara bising.
Apalagi, kata Tukidi, metode perbaikan yang dilakukan Mbah Turut di luar kebiasaan. Yakni dengan memukul bagian bodi yang tidak penyok, untuk membuat bagian yang penyok kembali seperti semula.
"Itu kenapa bengkel ditutup. Karena dulu langganannya ngerusuhi. Kan orang teliti sama kendaraannya. Ya itu ndak-ndok itu bikin curiga," ucap Tukidi sembari tertawa.