Liputan6.com, Jakarta: Para tokoh Maluku yang tergabung dalam Forum Maluku Bersatu (FMB), mengimbau agar seluruh masyarakat Maluku, segera menghentikan pertikaian. Mereka juga meminta agar konflik disana tak dijadikan kendaraan bagi elit politik untuk mencapai tujuan politik mereka. Selain itu, rasa benci dan dendam harus dihilangkan untuk mengakhiri konflik yang telah menelan banyak korban jiwa dan harta benda ini. Hal tersebut terungkap dalam momentum peringatan hari Sumpah Pemuda di Gedung Komite Nasional Pemuda Indonesia di Jakarta, Sabtu (28/10) siang.
Ketua FMB Chris Retraubun menyatakan, para tokoh dari unsur Islam maupun Kristen yang menjadi pemprakarsa forum telah sepakat untuk menyelesaikan konflik horisontal dengan pendekatan budaya. Misalnya, melalui sosialisasi kembali Pelagandong atau ikatan adat dan kekeluargaan. Tradisi ini sebenarnya telah berakar di masyarakat Maluku sejak lama. Selain itu, Chris juga meminta kepada elit politik baik lokal maupun pusat, agar tak lagi menjadikan konflik ini sebagai alat tujuan politik.
Keberadaan FMB yang menjadi paguyuban antarkelompok agama di Maluku memang dibentuk untuk membantu menyelesaikan konflik lewat jalur rekonsiliasi. Salah satunya, dengan menggelar kampanye untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya membangun kembali semangat persaudaraan yang kini nyaris pudar.(PIN/Kawiyan dan Agus Kusnohadi)
Ketua FMB Chris Retraubun menyatakan, para tokoh dari unsur Islam maupun Kristen yang menjadi pemprakarsa forum telah sepakat untuk menyelesaikan konflik horisontal dengan pendekatan budaya. Misalnya, melalui sosialisasi kembali Pelagandong atau ikatan adat dan kekeluargaan. Tradisi ini sebenarnya telah berakar di masyarakat Maluku sejak lama. Selain itu, Chris juga meminta kepada elit politik baik lokal maupun pusat, agar tak lagi menjadikan konflik ini sebagai alat tujuan politik.
Keberadaan FMB yang menjadi paguyuban antarkelompok agama di Maluku memang dibentuk untuk membantu menyelesaikan konflik lewat jalur rekonsiliasi. Salah satunya, dengan menggelar kampanye untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya membangun kembali semangat persaudaraan yang kini nyaris pudar.(PIN/Kawiyan dan Agus Kusnohadi)