Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sedang bersiap menyambut kedatangan Raja Arab Saudi Sri Baginda Raja Salman Bin Abdulaziz Al Saud. Kunjungan Raja Salman ini dinilai istimewa karena yang bersangkutan akan berada di Indonesia selama sepekan lebih, 1-9 Maret 2017.
Berbagai acara kenegaraan akan dilakukan di Indonesia. Termasuk penyematan tanda kehormatan tertinggi yang akan diberikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada Raja Salman.
Baca Juga
"Presiden akan menganugerahkan bintang kehormatan tertinggi Republik Indonesia kepada Raja Salman," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 21 Februari 2017.
Advertisement
Penganugerahan ini diberikan Indonesia kepada Raja Salman bukan tanpa alasan. Saat Jokowi berkunjung ke Arab Saudi beberapa tahun lalu, Raja Salman juga memberikan tanda kehormatan tertinggi kepada Jokowi.
"Ketika Presiden melakukan kunjungan ke Arab Saudi, Presiden juga mendapatkan tanda kehormatan tertinggi dari Kerajaan Arab Saudi," imbuh politisi PDIP itu.
Kedatangan Raja Salman ke Indonesia terbilang bersejarah. Kunjungan ini merupakan pertama kali setelah 47 tahun lalu dilakukan oleh Raja Faisal. Tak tanggung-tanggung, Raja Salman membawa 1.500 orang dalam rombongannya, termasuk 10 menteri dan 25 pangeran.
Kunjungan Majelis Syura
Kamis pekan lalu, Presiden Jokowi menerima rombongan Majelis Syura Arab Saudi di Istana Kepresidenan, Jakarta. Dalam pertemuan ini, Jokowi ingin kerja sama ekonomi Indonesia dengan Arab Saudi ditingkatkan setelah beberapa tahun mengalami penurunan.
Kepada rombongan Majelis Syura Arab Saudi yang dipimpin Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim Al Syaikh, Jokowi juga menjelaskan Indonesia sedang mempersiapkan diri jelang kunjungan Raja Salman ke Tanah Air.
Sementara Abdullah sendiri mengatakan, kunjungan ini merupakan tanda perhatian dari Raja Salman kepada Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Dia mengatakan, memang ada beberapa sektor yang harus dimajukan.
"Kunjungan ini juga untuk memperkuat kerja sama antara parlemen Indonesia dan parlemen Saudi termasuk juga untuk membahas sektor yang potensial untuk dimajukan antara kedua negara," ucap Abdullah.