Sukses

Tim Akomodasi Kemenag Mulai Buru Hotel Jemaah Haji 2017 di Saudi

Tim Kemenag akan fokus mendapatkan hotel yang representatif bagi 204 ribu jemaah haji 2017 yang masuk kategori reguler.

Liputan6.com, Jakarta Persiapan operasional haji 2017 terus dilakukan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, baik di Tanah Air maupun di Tanah Suci. Terbaru, tim penyedia akomodasi sudah mulai bertolak ke Arab Saudi untuk berburu hotel yang akan menjadi tempat jemaah haji Indonesia di Makah dan Madinah.

Tim ini sudah berangkat ke Arab Saudi pada 20 Februari 2017 lalu. Beranggotakan 12 orang, tim akan bertugas selama 85 hari di Tanah Suci dengan fokus target mendapatkan hotel yang representatif bagi 204 ribu jemaah haji regular.

Selama bertugas di Arab Saudi, tim akomodasi akan bekerja sama dengan tenaga pendukung yang terdiri dari warga Negara Indonesia (WNI) yang mukim di Arab Saudi serta Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal RI di Jeddah. Semuanya akan bekerja sesuai dengan Pakta Integritas yang telah ditandatangani bersama.

Ketua Tim Penyedia Akomodasi, Nasrullah Jassam menjelaskan, sesuai pedoman penyediaan akomodasi haji 2017 harus memenuhi sejumlah kriteria. Antara lain hotel harus memiliki akses yang baik untuk transportasi bus salawat dan akses distribusi katering. Selain itu, hotel juga harus memiliki lobby luas, serta ada masjid, restoran, dan fasilitas lainnya.

"Untuk sebaran wilayah, akomodasi jemaah haji Indonesia di Makkah, akan dikonsentrasi di enam wilayah. Yaitu Jarwal, Misfalah, Raudhah, Syisah, Aziziyah, dan Mahbas Jin," terang Nasrullah dalam keterangan tertulis, Jakarta, Minggu (26/2/2017).

Menurut Nasrullah, strategi awal yang akan dilakukan tim adalah mengontrak kembali (repeat order) sejumlah hotel yang dinilai memberikan layanan yang baik pada musim haji tahun lalu. Tim ini sudah melakukan identifikasi awal dan sedikitnya sudah ada 84 hotel dengan kapasitas 118.675 jemaah yang akan dikontrak kembali.

Untuk menutup kekurangannya, tim akomodasi akan mencari hotel-hotel baru yang berada di 6 wilayah tersebut. “Hasil hunting tim penjajakan pada Desember 2016 lalu, ada sekitar 30 hotel baru yang dilakukan letter of intention (LoI) oleh KUH atas usulan tim dengan kapasitas sekitar 70 ribuan,” ujar Nasrullah.

“Angka-angka ini semuanya masih bersifat estimasi, karena maih ada tahapan verifikasi dokumen, cek fisik gedung, dan negosiasi,” imbuh dia.

Nasrullah mengakui bahwa kembali normalnya kuota haji bagi seluruh Negara pengirim jemaah akan menjadi tantangan tersendiri dalam penyediaan akomodasi. Menurutnya, hukum supply and demand akan berlaku dalam proses pencarian akomodasi seiring bertambahnya jemaah haji tahun ini.

Tantangan yang sama juga akan dihadapi dalam proses penyediaan hotel di Madinah. Apalagi pertumbuhan hotel di Markaziyah Madinah, tidak sebanyak di Makah. “Tim kami harus gerak cepat untuk mencari akomodasi di sana, tidak harus menunggu penyediaan di Makkah selesai. Proses di dua tempat ini akan dilakukan secara simultan,” ujar Nasrullah.

“Kita lihat perkembangannya di Makkah, kalau sudah jalan dengan baik, kita bisa melakukan penyediaan di Madinah. Tinggal dibagi tugasnya nanti,” tambah Nasrullah.

Kementerian Agama telah menetapkan kuota haji 2017 sebanyak 221 ribu jemaah. Ketetapan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) No 75 tahun 2017 tentang Penetapan Kuota Haji Tahun 1438H/2017M.