Sukses

Beras Naik, Warga Miskin Makan Gaplek

Kebutuhan pokok makin melambung dan mereka yang tinggal di desa makin merasakan dampaknya. Beberapa warga desa yang tinggal di Madiun Jawa, Timur bahkan harus kembali mengosumsi gaplek karena harga beras yang makin mahal.

Liputan6.com,  Madiun: Jauh dari ingar bingar Madiun Jawa Timur, tinggal ratusan warga desa miskin. Kenaikan kebutuhan pokok memang cukup dirasakan para warga kurang mampu ini. Banyak dari mereka terpaksa beralih kepada gaplek atau singkong kering demi mempertahankan hidup ketika harga-harga barang-barang kebutuhan pokok terus membubung.

Mengonsumsi gaplek menggantikan nasi bukan hobi para warga ini, namun harga beras yang sudah tidak bersahabat dengan dompet tipis membuat mereka terpaksa memilih singkong kering sebagai asupan gizi. Warga di Madiun ini bahkan tidak pernah tersentuh bantuan dari pemerintah.

Apa yang dirasakan warga  miskin ini memang sesuai kenyataan yang terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Di Balikpapan, Kalimantan Timur, misalnya,  kebutuhan pokok yang sebagian besar didatangkan dari Jawa seperti beras harganya terus melambung tinggi.

Salah satu penyebab terus naiknya harga beras ini adalah gagal panen akibat cuaca yang kian tidak menentu. Di Yogyakarta yang merupakan salah satu sentra penghasil beras, harga beras juga perlahan tapi pasti terus merangkak naik. Semua jenis beras naik sekitar Rp 100 hingga Rp 1.500 per kilogram. Para pedagang pun mulai khawatir harga terus naik hingga menjelang puasa nanti.

Kini kebutuhan pokok memang terus naik dan tidak ada satu pun yang turun. Beban masyarakat, khususnya bagi mereka yang tinggal di desa, terasa semakin terasa berat, setelah tarif dasar listrik juga naik. Haruskah semua makan gaplek seperti warga miskin yang tinggal di Madiun? (CHR)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.