Sukses

Koalisi Nasional: 25 Juli Hari Tanpa TV

Koalisi Nasional menetapkan Hari Tanpa TV pada 25 Juli mendatang dalam rangka memperingati Hari Anak. Tujuan kegiatan ini untuk ketergantungan masyarakat terhadap televisi.

Liputan6.com, Serang: Koalisi Nasional menetapkan Hari Tanpa TV pada 25 Juli mendatang dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional. "Hari tanpa TV digagas empat tahun lalu melalui Yayasan Pendidikan Media Anak yang kemudian mengajak koalisi nasional," kata Ketua Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia, Acep Helmi, di Serang, Banteng, Selasa (20/7). "Mereka  memiliki ketertarikan terhadap pengaruh tayangan televisi pada masyarakat umumnya dan anak-anak khususnya."

Organisasi yang tergabung dalam Koalisi Nasional di antaranya Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia, Yayasan Forum Indonesia Muda, Universitas Al Azhar, Institut Pertanian Bogor, Universitas Mulawarman, FIKOM UNISBA, dan Universitas Dr Moestopo, serta UI Jakarta.

Acep mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap televisi. Selain itu, sebagai ungkapan keprihatinan terhadap acara televisi yang tidak berkualitas serta mengurangi bahaya negatif TV terhadap anak. "Diharapkan masyarakat tidak menonton TV pada hari yang telah ditetapkan dan mengalihkan kegiatannya dengan lebih mengefektifkan kegiatan bermain bersama keluarga," ucap Acep.

Dia menambahkan, dengan diadakannya kegiatan ini, perusahaan-perusahan yang bergerak di bidang pertelevisian akan tergerak untuk mengubah tayangan-tayangan tidak berkualitas menjadi tayangan lebih berkualitas. Sebab, tayangan televisi yang tidak berkualitas, ujar Acep, telah mengubah perilaku anak-anak. "Acara televisi lebih banyak menonjolkan sisi konsumerisme, sadisisme, pelecehan seksual, serta hal lain yang tak mendidik untuk anak bangsa," kata Acep.

Ajakan serupa juga dilontarkan para aktivis Hari tanpa Televisi (HTT) yang mengajak masyarakat untuk mematikan TV pada 25 Juli mendatang. "Hal itu dilakukan sebagai wujud keprihatinan," jelas Rita Gani, salah satu aktivis HTT. "Apabila hal ini diikuti jutaan warga di Indonesia, maka dampaknya akan luar biasa sebagai wujud bentuk penolakan masayarakat terhadap acara televisi yang tidak berkualitas." [baca: Tolak Acara TV Tak Bermutu].(BOG/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.