Sukses

Muhammadiyah: Kedatangan Raja Salman Tidak Perlu Dikhawatirkan

Tidak perlu adanya kekhawatiran berlebihan terhadap kedatangan Raja Salman ke Indonesia akan memperkuat jaringan radikalisme.

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti berharap kedatangan Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud menambah jalinan kemitraan strategis dengan Indonesia. Khususnya dalam bidang ekonomi dan pendidikan.

"Ini sesuai dengan keunggulan-keunggulan yang Arab Saudi miliki. Terkait pendidikan, menurut saya tidak perlu adanya kekhawatiran berlebihan terhadap kedatangan Beliau ke Indonesia akan memperkuat jaringan radikalisme," ujar Abdul Mu'ti di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/17) malam.

Menurut dia, Indonesia dan Arab Saudi memiliki tantangan dan permasalahan yang sama terkait terorisme, karena itu penting adanya kerja sama di antara kedua negara.

"Dalam hal konteks ini saya kira perlu adanya kerja sama yang bersifat inkultural atau sosial dalam menghadapi kelompok radikal dan terorisme. Karena terdapat tuduhan yang mengaitkan antara aksi terorisme dengan Salafisme dan Wahabisme, padahal analisis ini sudah tidak relevan," jelas Abdul Mu'ti.

Terkait dengan kedatangan Raja Salman ke Indonesia, dia mengatakan hingga saat ini belum menerima undangan pertemuan khusus untuk bertemu dengan Raja Arab Saudi tersebut. Undangan yang sudah diterima lebih ditujukan kepada seluruh pimpinan organisasi masyarakat (ormas) Islam, termasuk Muhammadiyah.

"Ini ikut hadir dengan Raja Salman nanti di DPR tanggal 2 Maret 2017. Tapi untuk yang bersifat khusus seperti yang dikabarkan akan ada pertemuan di Istana Bogor itu belum ada undangan yang kami terima, hingga malam ini," kata Abdul Mu'ti.

Kedatangan Raja Salman dijadwalkan hari ini, Rabu 1 Maret 2017. Terakhir Raja Arab Saudi berkunjung ke Indonesia adalah pada 1970 yang ketika itu dijabat oleh Raja Faisal.

Raja Salman bersama rombongan yang berjumlah 1.500 orang, termasuk 25 pangeran dan 10 menteri itu akan berada di Indonesia hingga 9 Maret 2017.