Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan kunjungan Raja Salman bin Abdulaziz al Saud ke Indonesia, menunjukkan Islam yang dikembangkan di Arab Saudi tidak menganut unsur radikalisme dan terorisme seperti yang dibayangkan.
"Ajaran Islam yang diterapkan oleh Arab dan Indonesia itu memiliki kesamaan, mengedepankan pentingnya kerja sama, mendengarkan suara umat dan rakyat, serta memajukkan demokrasi. Tidak seperi yang dibayangkan soal radikalisme, terorisme, dan antidemokrasi," ujar Hidayat di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (2/3/2017).
Politikus PKS ini berharap kedatangan Raja Salman dapat membawa dampak yang positif di Indonesia.
"Itu menandakan kehadiran beliau (Raja Salman), diharapkan membawa dampak positif di Indonesia, bagi umat Islam di Indonesia, dan hubungan antar negara termasuk juga bagi posisi dua negara dalam menyelesaikan masalah internasional seperti terorisme, radikalisme, dan zionisme," jelas dia.
Selain itu, Hidayat juga berharap agar para menteri kabinet Presiden Jokowi secara maksimal dapat merealisasikan 11 nota kesepahaman Indonesia dengan Arab saudi.
"MoU itu langkah pertama, langkah selanjutnya kerja keras kedua belah pihak apa yang disepakati. Saya harap hal lain seperti investasi maupun hubungan lain seperti ekonomi pun dapat di follow up dengan serius dan MoU itu dapat direalisasikan bukan formalitas saja," tandas dia.
Raja Salman bin Abdulaziz al Saud tiba di Gedung Nusantara 1 Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat. Raja Salman tiba dengan didampingi Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin yang satu mobil.
Tiba pukul 13.07 WIB, Raja Salman disambut langsung Ketua DPR Setya Novanto atau akrab disapa Setnov. Setya Novanto pun sempat bersalam pipi alias cium pipi kanan dan kiri dengan Raja Salman.
Advertisement