Liputan6.com, Bekasi - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meninjau SMAN 1 Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis siang. Ia tak habis pikir, mengapa atap sekolah di SMA tersebut mendadak ambruk.
Dalam peristiwa atap sekolah ambruk tersebut, sekitar 25 pelajar terluka dan sejumlah pelajar hanya bisa belajar di halaman masjid sekolah.
"Lah kok ambruk ya," kata Muhadjir Effendy sambil mengelengkan kepala saat melongok di jendela di Ruang Kelas X IPS, saat meninjau SMAN 1 Muaragembong, Desa Pantaimekar, Kamis (‎2/3/2017).
Advertisement
Ia mengatakan, memang ada kesalahan konstruksi saat pembangunan sekolah yang telah didanai pihak kementerian pendidikan melalui APBN 2014 lalu, sehingga pada Selasa pagi 28 Februari 2017, atap sekolah ambruk menimpa beberapa murid yang sedang belajar.
"Bangunan yang atapnya roboh‎ merupakan bantuan APBN 2014 dari Kemendikbud‎ memang ada kesalahan konstruksi karena dana itu sifatnya swakelola dan digunakan sendiri oleh sekolah bersama komite," ujar dia.
Mendikbud menambahkan, dana yang dikucurkan Kemendikbud 2014, semestinya ada dana pendampingan‎ atau bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bekasi. Sehingga, dana tersebut cukup untuk membiayai pembangunan ruang kelas baru.
"Semestinya, ada dana bantuan Pemkab Bekasi, tapi laporan dari komite sekolah, dana bantuan ‎tidak ada. Sehingga dana bantuan APBN itu dihemat sedemikian rupa untuk membuat bangunan (dua kelas). Akibat penghematan itu, konstruksi atapnya di bawah standar sehingga roboh," tutur dia.
Muhadjir menjelaskan, dana bantuan APBN itu merupakan program Kemendikbud yang masuk dalam program unit sekolah baru (USB). Sementara ‎bangunan yang atapnya ambruk dibangun sendiri oleh sekolah bersama komite sekolah, tanpa melalui pendampingan dari Dinas Bangunan Pemkab Bekasi atau perguruan tinggi yang telah bermitra.
"Semua bantuan dari Kemendikbud, sejak saya menjabat,‎ semua pendirian bangunan harus didampingi oleh dinas bangunan dan sekolah tinggi mitra agar tidak terulang (atap ambruk)," ungkap dia.
Muhadjir mengakui, dari semua dana bantuan program USB yang berasal dari Kemdikbud, baru kali ini terjadi insiden atap ambruk di Kabupaten Bekasi.
"Kami minta Dirjen biar ada pendampingan (dengan dinas bangunan) biar tidak terulang kembali," imbuh dia.
Ia berjanji akan segera membangun kembali dua ruang kelas yang ambruk tersebut. Sedangkan untuk sementara waktu, pihak Kemdikbud akan membangun tenda darurat agar proses belajar-mengajar tetap dapat berjalan.
"Saya minta jangan terulang kembali.‎ Akan kita beri tenda darurat, akhir April ini akan kita perbaiki. Yang penting sekarang anak-anak bisa sekolah dengan baik, ini yang kami lakukan," Muhadjir menandaskan.
Sebanyak dua atap di ruangan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Muaragembong Kabupaten Bekasi, mendadak ambruk pada Selasa 28 Februari 2017, pagi. Sedikitnya, 25 pelajar mengalami luka ringan dan 2 pelajar luka berat setelah tertimpa atap bangunan yang ambruk. Peristiwa itu terjadi di saat kegiatan belajar mengajar tengah berlangsung.
Kini, proses kegiatan belajar mengajar untuk sementara di pindahkan di halaman masjid sekolah tanpa adanya papan tulis. Para guru pun hanya mengajar melalui pemaparan lisan.