Sukses

Intip Pengawal Raja Salman Saat Berkunjung ke Istiqlal

Saat mengamankan Raja Salman, para pengawal itu tak begitu mempercayakannya kepada Paspampres.

Liputan6.com, Jakarta - Raja Salman bin Abdulaziz al Saud telah meninggalkan Jakarta menuju Brunei Darussalam. Sebelum berlibur di Bali selama 4-9 Maret 2017, Raja Arab itu telah berada di Jakarta pada 1-3 Maret 2017 untuk menggelar pertemuan bilateral.

Dalam kunjungan hari keduanya di Jakarta, Raja Salman menyambangi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Di masjid terbesar se-Asia Tenggara ini, sang raja yang ditemani Presiden Joko Widodo melaksanakan salat tahiyyatul masjid.

Keberadaan Raja Salman di Masjid Istiqlal tentu mendapat pengawalan ketat dari pengawal sang raja. Kepala Bagian Protokol dan Humas Masjid Istiqlal, Abu Hurairah menuturkan tentang sosok para pengawal Raja Salman.

Dia mengatakan, kesiapsiagaan para pengawal Raja Salman sangat total. Bahkan, terdapat beberapa dari mereka selama dua hari di Indonesia belum tidur.

"Mereka sangat cinta raja. Sangat patuh sama rajanya. Kesetiannya ya benar-benar," ujar Abu Hurairah dalam perbincangan dengan Liputan6.com, Jakarta, Sabtu (4/3/2017).

Dia menambahkan, para pengawal tersebut memiliki tugas masing-masing. Ada yang memantau bagian luar masjid, bagian lift, maupun yang menempel sang Raja.

"Banyak sekali pengawalnya mas, lebih 50 dari orang. Mereka ada bagiannya masing-masing. Yang 'lengket' ke Raja ada sekitar 30 pengawal," ujar dia.

Bahkan dalam pengamanan Raja Salman, para pengawal itu tak begitu mempercayakannya kepada Paspampres. Mereka tetap melakukan pengamanan tersendiri sehingga membuat suasana di Istiqlal menjadi tidak rapi.

"Ini karena mereka khawatir dengan (keselamatan) Raja Salman. Berbeda saat Istiqlal kedatangan Obama (Presiden AS). Kala itu pengamanan steril, pengawal Obama dengan Paspmperes saling percaya sehingga pengamanan rapi," ujar Abu Hurairah.

Dia mengungkapkan, meski terlihat garang, para pengawal tersebut sangat baik hati. Mereka akan tegas saat ada sesuatu yang janggal.

"Yang datang ke kami, angker kelihatannya tapi enggak garang-garang amat. Kami ngobrol biasa saja. Kalau nggak kenal mereka tegas. Seperti saat sebelum Raja Salman tiba, ada tujuh orang bergamis tiba-tiba masuk. Karena saat itu tidak boleh masuk, mereka diminta keluar," ungkap Abu Hurairah.