Liputan6.com, Jakarta - Sebelum kedatangan Raja Salman bin Abdulaziz al Saud, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjokorda Artha Ardana Sukawati mengatakan, wisatawan asal negara Arab masih minim. Menurut dia, hal tersebut disebabkan perbedaan budaya antara Bali dan Timur Tengah.
Menurut Tjokorda, saat ini negara Timur Tengah belum masuk ke dalam daftar 10 negara terbesar asal wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Baca Juga
"Jumlahnya masih jauh dari wisatawan Australia dan China," kata Tjokorda saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu 4 Maret 2017.
Advertisement
Tjokorda mengatakan, dari total kunjungan wisatawan ke Bali yang berjumlah 4,9 juta orang, negara Timur Tengah hanya menyumbang 48 ribu wisatawan di tahun 2016. Jumlah itu sedikit mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya sebanyak 36 ribu orang.
Jumlah itu jauh dari wisatawan Australia yang sebanyak 1,1 juta orang, yang menempatkan negara itu di urutan pertama penyumbang wisatawan terbanyak ke Bali. Sementara, wisatawan dari China sebanyak 900 ribu orang.
Ia berharap, dengan kedatangan Raja Salman bersama keluarga dan menterinya, bisa mendongkrak kunjungan wisatawan Timur Tengah berwisata ke Bali. "Rajanya saja liburan ke Bali, masa rakyatnya enggak ke sini," ujar Tjokorda.
Targetnya, kata dia, usai kunjungan Raja Salman, wisatawan dari Timur Tengah ke Bali bisa bertambah menjadi 100 ribu orang di tahun ini. "Persepsi tentang perbedaan kultur ini bisa dihilangkan," imbuh Tjokorda.
Â