Sukses

Solusi Ahok Cegah Konflik Angkutan Online dan Konvensional

Ahok mengatakan, nantinya aplikasi online milik Pemprov DKI akan terintegrasi dengan Jakarta Smart City.

Liputan6.com, Jakarta Gesekan yang terjadi antara angkutan berbasis online dan angkutan konvensional menjadi perhatian Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Agar konflik tidak berlanjut, Ahok menawarkan solusi. Dia menyebut, Pemprov DKI tengah menyiapkan aplikasi untuk mengakomodasi makin banyaknya angkutan online.

"Saya mau bikin satu aplikasi. Saya ingin ketika Anda minta angkutan online, semua lewat kami. Tanpa Anda bayar," ujar Ahok di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat 10 Maret 2017.

Ahok mengatakan, nantinya aplikasi online milik Pemprov DKI itu akan terintegrasi dengan Jakarta Smart City. Harapannya, semua angkutan konvensional dapat menggunakan aplikasi Pemprov tanpa membayar.

"Kita lagi coba buat aplikasi, dengan demikian semua orang jadi seimbang. Bukan (perusahaan) besar makan yang kecil. Kalau perusahaan online kan bukan perusahaan kendaraan, dia hanya perusahaan online nya," ucap Ahok.

"Kita mau siapkan regulasi online, ini pemerintah saja. Saya kira konvensional semua bisa dapat nggak usah bayar. Jadi smart city semua orang bisa pesan, semua bisa dapatin. Nah, ini salah satu cara utk membuat keadilan," tambah Ahok.

Ahok juga menyinggung soal angkutan konvensional lain yang ikut tersingkir, akibat adanya angkutan online dan Bus TransJakarta. Menurut Ahok, Pemprov DKI akan bekerja sama atau membeli angkutan bus seperti Metro Mini dan Kopaja agar mau bergabung dengan PT Trans Jakarta.

"Kita menawarkan mereka mau enggak kerjasama, kalau dia enggak mau, kalau mau jual dia punya bus, ya diambil (dibeli)," ujar Ahok.

Ahok membantah anggapan Pemprov DKI telah membunuh mata pencaharian bus konvensional. "Enggak bunuh dong kita tawari (gabung). Mereka enggak punya modal untuk meremajakan? Kita pakai iklan makanya iklan kita puasin di Transjakarta," kata Ahok.