Sukses

Ahok Datangi Keluarga Nenek Hindun

Nenek Hindun adalah warga Jakarta yang jenazahnya ditelantarkan warga lantaran mencoblos Ahok-Djarot.

Liputan6.com, Jakarta - Calon gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendatangi rumah Nenek Hindun di Jalan Karet Raya II, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Nenek Hindun adalah warga Jakarta yang jenazahnya ditelantarkan warga lantaran mencoblos Ahok-Djarot di Pilkada DKI Jakarta putaran pertama.

Ahok datang sekitar pukul 09.12 WIB. Dengan mengenakan kemeja putih, Ahok datang hanya didampingi oleh ajudannya.

Sebelum memasuki rumah Nenek Hindun, Ahok menyapa warga sekitar rumah tersebut. Saat ini, Ahok tengah berbincang dengan keluarga Nenek Hindun di ruang tamu yang hanya beralaskan tikar.

Salah satu anak Nenek Hindun bernama Neneng menceritakan kronologi jenazah ibundanya ditolak disalatkan di musala oleh Ustaz Ahmad Syafii. Neneng mengatakan, saat itu dia dan keluarganya ingin agar jenazah Hindun disalatkan di musala.

Namun, Ustaz Ahmad Syafii menolak lantaran tidak ada orang di musala. Selain itu, tak ada orang yang menggotong jenazah Hindun ke musala, sehingga Ustaz Ahmad Syafii mensalatkan Hindun di rumahnya.

"Alasannya, enggak ada orang yang mau nyalatin (di musala), padahal kami ini anak dan cucunya ramai menyalatkan, tapi memang orang lain (warga lain) cuma empat orang (yang datang ke rumah)," ujar Neneng.

Ustaz Ahmad Syafii, yang mensalatkan jenazah Nenek Hindun, menjelaskan duduk persoalan yang kemudian menjadi buah bibir warga tersebut.

"Perkaranya itu bukan karena milih Ahok, bukan enggak disalati, saya yang ngimami, saya yang bantu talqin (melepas arwah orang yang kritis dengan kalimat tauhid) kan 24 jam sebelum Nenek (Hindun) meninggal," kata Ahmad Syafii di rumahnya, yang persis berada di depan sebuah spanduk penolakan menyalati jenazah pendukung penista agama.

Syafii menerangkan, pilihan untuk mensalati jenazah Hindun di rumahnya karena tak ada kaum lelaki yang akan mengangkat jenazahnya ke musala. Terlebih, kata dia, saat mau disalati, penggali kubur sudah menelepon dirinya agar jenazah cepat diantarkan untuk dikuburkan.

"Jadi, pas saat itu, saat jenazahnya sampai di rumah, tukang gali makam sudah nelepon saya, suruh cepet sebab sudah sore banget, dia harus pulang. Saya bilang di telepon itu, tunggu dulu, ini belum disalatin, saya bahkan kasih tip agar tukang galinya mau menunggu," kata dia.

Meski begitu, Syafii mengakui telah menolak permintaan keluarga agar jenazah Hindun disalatkan di musala. Sebab, kata dia, saat itu dirinya sudah diburu waktu. Apalagi, mobil yang akan membawa jenazah Nenek Hindun ke musala terjebak macet, sehingga tak ada warga yang membawa jenazah Hindun ke musala.

"Jadi, rombongan itu ketahan sama macet, ya memang enggak ada orang, mau salatin di musala gimana? Orang enggak ada, terus tukang gali kubur sudah minta cepet terus," terang Syafii.