Liputan6.com, Jakarta Dua terduga teroris bom Bandung, A dan S telah ditangkap penyidik Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri. Mereka diamankan di dua tempat berbeda di wilayah Jawa Barat pada 7 Maret 2017 lalu.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengungkapkan, A merupakan tenaga ahli listrik yang bekerja di apartemen. Dengan keahliannya dalam bidang kelistrikan, A diduga yang merangkai bom panci.
"Agus sebenarnya bekerja sebagai tenaga ahli listrik di apartemen. Jadi sebenarnya ada profesi yang dilakukan yang bersangkutan," kata Boy di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (13/3/2017).
Sementara S, sambung Boy, sehari-hari bekerja sebagai pedagang susu keliling. S berperan mendanai Yayat Cahdiyat untuk melancarkan aksi teror bom Bandung di Lapangan Pandawa.
"Sholeh ini pekerjaanya swasta, jadi Sholeh bekerja hari-hari sebagai pedagang susu keliling," ucap dia.
Kedua tersangka, kata mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini merupakan jaringan Jamaah Ashorut Daulah (JAD), yang berafiliasi ke kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Sebelumnya, Yayat Cahdiyat melancarkan aksi teror pada Senin 27 Februari 2017 pagi, di Taman Pandawa dengan meledakan bom panci. Dia sempat kabur masuk ke kantor Kelurahan Arjuna, dan menyebut mencari Densus 88 Antiteror Polri serta meminta rekannya dibebaskan. Sepak terjang Yayat dalam dunia teror telah tercatat sejak 2010 lalu.
Ketika itu, Yayat turut dalam pelatihan aksi teror di Aceh, yang juga melibatkan Dulmatin dan Abu Bakar Baasyir. Yayat berperan menyiapkan logistik teror di Aceh pada 2009-2010. Yakni menyiapkan senjata api dan peluru yang diperoleh dari wilayah Bandung, Jawa Barat.
Polri Ungkap Profesi Dua Terduga Teroris Bom Bandung
S berperan mendanai Yayat Cahdiyat untuk melancarkan aksi teror bom Bandung di Lapangan Pandawa.
Advertisement