Sukses

Lika Liku Lulung di PPP, dari Terkenal hingga Dicerai Partai

Nama Haji Lulung sudah tak asing lagi di telinga masyarakat. Lantas sejauh mana lika likunya di partai.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Ketua DPW PPP Abraham Lunggana atau dikenal Haji Lulung sudah tak asing di telinga masyarakat, khususnya Jakarta. Hal ini menyusul perseteruannya dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang sempat menjadi konsumsi publik dan nyentrik di dunia maya. Alhasil, ketenaran Lulung pun semakin moncer.

Pada Maret 2015 lalu, muncul tagar #SaveHajiLulung di Twitter dan menjadi trending topik dunia. Asalnya, Lulung meneriaki Ahok saat rapat mediasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI yang diduga ada aliran dana siluman di dalamnya. Para pengguna sosial media yang kreatif mulai menggunakan Lulung sebagai objek humor. Bahkan jadi lahan bisnis gantungan kunci.

Hanya saja, pada Maret 2017 ini berbeda. Perseteruan Lulung dengan Ahok yang tak kunjung padam itu membawa dirinya dicerai partai. PPP kubu Djan Faridz resmi mengumumkan pemecatan Lulung pada Senin 13 Maret 2017 kemarin.

"Kami pecat (Lulung), tegas itu," tutur Djan saat jumpa pers di Kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.

Alasannya jelas, Lulung enggan ikuti PPP Djan Faridz menyokong Ahok untuk menjadi calon gubernur di Pilkada DKI 2017. Langkah politiknya itu disampaikan dengan mendeklarasikan dukungan ke paslon Anies Baswedan - Sandiaga Uno pada Minggu 12 Maret 2017.

Dari putaran pertama Pilkada DKI, Lulung tak merapat ke PPP Djan Faridz yang mendukung petahana. Dia memilih ikut PPP pimpinan Romahurmuziy yang menjagokan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.

Lantas di putaran kedua Pilkada DKI ini, Lulung memberikan dukungannya kepada Anies-Sandi dengan alasan PPP merupakan partai berasaskan Islam. Sehingga dalam menjalankan suatu kegiatan tentu harus berdasarkan amanah partai tersebut.

Terlebih, sebagai Wakil Ketua DPRD DKI, Lulung menginginkan pemimpin Jakarta yang tidak gagal dalam berkomunikasi dengan masyarakat melalui DPRD. Sebab, jika komunikasi tidak pas, ia menilai akan berdampak luas pada masyarakat.

Meski memecat Lulung dari pertai, Djan bersama jajarannya masih lunak. Pintu PPP tidak ditutup untuk Lulung. Jika nantinya yang bersangkutan berkeinginan kembali mencalonkan diri menjadi kader PPP.

"Ya boleh saja (merapat lagi). Bikin saja lamaran baru. Tapi kalau sekarang statusnya sudah dipecat," ujar dia.

2 dari 3 halaman

Lulung Minta Dipecat

Peluang yang diberikan Djan untuk kembali merapat ke partai rupanya tak memikat hati Lulung. Bahkan kebijakan Djan itu merupakan impian Lulung yang telah lama diutarakan kepada sang bos.

"Saya sudah lama minta dipecat oleh (kubu) Romi, udah lama minta dipecat sama Djan Farid. Djan Faridz bilang 'udah jangan deh nanti aja. Nanti nunggu saya ke yang lain'," beber Lulung di Kantor DPRD DKI, Senin 13 Maret 2017.

Lulung mengungkapkan, keinginannya untuk hengkang dari partai berlambang kakbah tersebut lantaran partai ini dinilai sudah tidak sesuai amanah yang diberikan. Hal tersebut terkait dengan sikap PPP Djan Faridz yang mendukung Ahok - Djarot di Pilkada DKI Jakarta.

"Tahu kan saya tidak bisa mengikuti keputusan partai dan saya bilang saya menghormati keputusan partai itu. Kalau saya tidak menjalankan keputusan partai karena saya membela umat di Jakarta. Karena ada umat suaranya hampir satu juta memilih PPP," lanjut dia.

Namun, pemecatan yang dilakukan oleh Djan Faridz dan Dimyati Natakusuma dinilai Lulung jauh dari mekanisme. Tidak ada surat peringatan hingga surat pemberhentian. Bahkan, alasan pemecatan juga tidak dijelaskan secara rinci.

"Mereka tidak menjelaskan tentang perintah yang mana. Jadi pemecatan ini hanya bercanda dan lucu-lucuan saja," terang Lulung.

Selain itu, kebijakan DPP PPP mendukung pasangan Ahok-Djarot dianggap bertentangan dengan AD/ART serta asas yang diyakini. Lulung kembali menegaskan, PPP merupakan partai yang berasaskan Islam.

"Partai ini bukan milik perorangan tapi milik umat dan saya di sini juga karena restu dari umat. Sehingga yang dapat memecat saya itu umat, dia tidak ada kekuasaan untuk pecat saya. Saya konsisten dan komitmen untuk tetap di PPP," ungkap dia.

Lulung menyayangkan, saat putaran kedua Pilkada DKI 2017, PPP kubu Romahurmuziy memilih untuk netral. Dia mengartikan hal itu sebagai sikap yang tidak lagi membela partai umat atau konstituen yang telah membesarkan PPP.

Maka dari itu, Lulung lantas meminta maaf kepada masyarakat dan konstituen atas kesalahan yang dilakukan oleh para pimpinannya.

"Semoga para pimpinan saya cepat sadar dan kembali kepada khittah dari perjuangan partai. Dan dapat kembali kepada sumpah pada waktu mereka menjabat sebagai ketua umum masing-masing," jelas Lulung.

3 dari 3 halaman

Kemana Lulung Berlabuh?

Setelah pemecatan tersebut, nasib Lulung kini belum jelas. Terutama, soal tempat berlabuh anggota DPRD DKI Jakarta itu setelah tak lagi di PPP.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, dirinya belum mau berkomentar banyak soal posisi Lulung setelah dipecat PPP. Mengingat, PPP juga belum sepenuhnya bersatu.

"Ya kita lihat lah. Mudah mudahan enggak harus sampai pecat memecat hanya karena dukungan seperti ini. Apalagi secara internal kan mereka belum satu kesatuan," kata Fadli di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa 14 Maret 2017.

Untuk Gerindra sendiri, Fadli Zon menambahkan, partai itu terbuka kepada siapa saja yang ingin bergabung. Dengan catatan, memiliki visi dan misi yang sama dengan partai besutan Prabowo Subianto itu dalam perjuangan.

"Tapi saya kira saudara Lulung sudah lama di PPP. Dia pasti akan melakukan klarifikasi dan upaya internal di dalam," Fadli menandaskan.