Liputan6.com, Jakarta - Seorang WNI yang diduga menjadi salah satu pentolan di kelompok teror Negara Islam Iraq dan Suriah (ISIS), Bahrumsyah dikabarkan tewas.
Menanggapi kabar tersebut, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar memastikan pihaknya masih mendalami dan mengklarifikasinya.
Baca Juga
"Kami masih tunggu klarifikasi dan lain-lain," kata Boy di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (15/3/2017).
Advertisement
Boy menambahkan, pihaknya juga terus melakukan klarifikasi terhadap sumber yang pertama kali mengabarkan informasi tewasnya Bahrumsyah.
"Kami belum berani bilang iya. Info itu ada, tetapi kami harus klarifikasi dan identifikasi lebih lanjut dari sumbernya," ucap Boy.
Bahrumsyah diduga meninggal dalam serangan bunuh diri gagal yang rencananya menyerang tentara Suriah. Bahrumsyah tewas usai mobil bermuatan bahan peledak yang ia kemudikan menuju unit Angkatan Darat Arab Suriah di Palmyra meledak sebelum waktunya.
Siapa Bahrumsyah?
Bahrumsyah, merupakan anggota teroris yang muncul di dalam video mengenai ajakan bergabung dengan ISIS pada situs berbagi Youtube. Dia merupakan salah satu pentolan ISIS yang berasal dari Indonesia, selain Bahrun Naim dan Abu Jandal.
Bahrumsyah berperan sebagai penyokong dana dalam teror bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada 14 Januari 2016.
Kapolri Tito Karnavian saat masih menjabat sebagai Kepala BNPT menjelaskan, jaringan teroris di Indonesia masih dikontrol oleh tiga ideolog teroris yaitu Bahrun Naim, Bahrumsyah, dan Salim Mubarok alias Abu Jandal yang diketahui berada di Suriah.
"Ada 3 jaringan perantara di situ Bahrun Naim, Bahrumsyah, dan Salim Mubarok alias Abdul Jandal alias Abdul Barok. 3 Orang ini harus dinetralisasi. Kalau tidak, mereka ini akan memprovokasi," ujar Tito dalam acara "The General Briefing on Counter Terrorism" di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa 19 April 2016.