Sukses

Polri Sebut 9 Terduga Teroris Sulteng Terkait Abu Sayyaf

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 9 orang terduga teroris pada Jumat 10 Maret 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 9 orang terduga teroris. Mereka diduga berencana menyerang sejumlah markas kepolisian dan TNI di Sulawesi Tengah.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan kesembilan terduga teroris itu diduga terkait jaringan kelompok teror asal Filipina, Abu Sayyaf. Hal ini berdasarkan hasil pemeriksaan sementara terhadap sembilan orang tersebut.

"Mereka bagian dari jaringan yang ada hubungan, akses jaringan terorisme di Filipina Selatan," kata Boy di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (15/3/2017).

Boy menambahkan penyidik masih mendalami peran dari masing-masing terduga teroris yang ditangkap pada Jumat 10 Maret 2017 itu.

"Info tersebut terus kita dalami. Yang memberikan pengaruh dalam aktivitas mereka. Tapi mereka bagian dari kelompok yang melakukan rencana kekerasan terhadap petugas termasuk ke satuan TNI," ucap Boy.

Oleh karena itu, dia meminta petugas Polri dan TNI untuk tetap waspada terhadap ancaman teror.

"Kita meningkatkan kewaspadaan, terutama petugas di lapangan untuk antisipasi pengaruh orang yang punya niatan penyerangan," tambah Boy.

Sebelumnya, Kepala Polda Sulawesi Tengah, Brigadir Jenderal Polisi Rudy Sufahriadi mengungkapkan sembilan terduga teroris ditangkap di Tolitoli dan Parigi. Mereka, kata dia, tidak terkait dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin almarhum Santoso, yang kini diburu Satuan Tugas Operasi Tinombala, di Poso.

Mereka adalah jaringan anggota ISIS. Para terduga teroris di Poso ini berbai'at untuk ISIS melalui seorang ustaz bernama Basri, di Kota Makassar.

Kemudian diketahui, mereka akan meledakkan bom, menyerang markas Brimob dan TNI setempat di Kabupaten Toli-toli.

Mereka menerima paket bahan bom dari seseorang di Kota Palu, dan membai'at untuk ISIS melalui ustaz Basri, di Makasar, dan menyurvei tata-cara penyerangan.