Sukses

Pesan Khusus Hasyim Muzadi ke Wali Kota Depok

Idris merasa kehilangan sosok guru karena kiprah dan bakti Hasyim Muzadi kepada bangsa Indonesia, khususnya Kota Depok.

Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan Pondok Pesantren Al Hikam Depok, Jawa Barat, KH Hasyim Muzadi wafat pada usia 72 tahun hari ini. Wali Kota Depok Mohamad Idris merasa kehilangan figur ulama bangsa ini.

Idris yang juga satu almamater dengan Hasyim Muzadi di Pondok Pesantren Modern Gontor ini, memiliki kenangan tersendiri bersama sosok mantan Ketua Umum PBNU itu.

Idris berkisah, saat berjumpa dengan Hasyim Muzadi di Milad ke-90 Pondok Pesantren Modern Gontor di Ponorogo, Kai Hasyim berpesan khusus kepada dia agar sabar mengemban amanah.

"Pesan beliau saat itu agar ente (Idris) harus sabar dalam menapaki langkah-langkah meniti jalan menuju kebaikan hakiki, istiqamah dalam mengemban amanah ini (wali kota), dan perhatian kepada masyarakat," ujar Idris, menceritakan amanah dari Hasyim Muzadi, dalam keterangan tertulis, Kamis (16/3/2018).

Idris mengenang figur Hasyim Muzadi sebagai ulama aminin (terpercaya), yang menjunjung tinggi nilai-nilai keumatan, pengetahuan, dan implementasi maqashid syariah (tujuan diturunkannya syariah).

Idris mengaku kerap berkonsultasi ke Hasyim Muzadi dan selalu memperoleh jawaban memuaskan. "Sangat nampak dari semua jawaban-jawaban syariah dan persoalan sosial yang saya peroleh, saat pengajian ulama umaroh (pemimpin) MUI Depok dan acara lainnya," ungkap dia.

Depok dan Bangsa Indonesia Kehilangan

Idris mengatakan dirinya memiliki kedekatan tersendiri dengan Hasyim Muzadi. Karena itu, dia merasa kehilangan dengan wafatnya kiai bangsa itu.

"Allah lebih mencintai hamba-Nya KH Hasyim Muzadi daripada cinta kita kepada almarhum. Karenanya, Allah panggil lebih dahulu Kiai yang kita cintai ini," ujar dia.

Idris merasa kehilangan sosok guru karena kiprah dan bakti Hasyim Muzadi kepada bangsa Indonesia, khususnya Kota Depok. Sebab, kegiatan pembinaan mahasiswa di Pesantren Al Hikam memberikan citra positif kepada Depok.

"Juga tentunya keberkahan para penghafal Alquran dari pesantren beliau. Selamat jalan ayah, buya, sang kiai kharismatik dan cerdas. Semoga kami dapat melanjutkan cita-cita dan harapan Pak Kiai," ujar dia.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) KH Hasyim Muzadi wafat, setelah mendapatkan perawatan intensif di kediamannya Malang, Jawa Timur. Jenazah mantan Ketua Umum PBNU ini akan disalatkan dan dimakamkan di kompleks pesantren Al Hikam Jalan H Amat, RT 06 RW 01, Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok.

Idris mengatakan Pemkot Depok akan berupaya menjadi tuan rumah yang baik, bagi pelayat dari kalangan tokoh maupun masyarakat umum yang ingin memberikan penghormatan terakhir untuk almarhum.

Hasyim Muzadi lahir di Tuban, Jawa Timur, pada 8 Agustus 1944 dari pasangan H Muzadi dengan istrinya Hajah Rumyati. Hasyim menempuh pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah di Tuban pada 1950. Hasyim lantas melanjutkan pendidikan pesantren di Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo selama 12 tahun.

Lulus dari Gontor, Hasyim Muzadi masih melanjutkan pendidikan pesantren di Tuban dan Lasem, Jawa Timur. Setelah itu, Kiai Hasyim menuntaskan pendidikan tingginya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Malang, Jawa Timur pada 1969.