Sukses

99 Kiai Khos Bahas Paham Radikal di Ponpes Al Anwar Rembang

PBNU menggelar Silaturahim Nasional Alim Ulama di Ponpes Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah

Liputan6.com, Rembang - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Silaturahim Nasional Alim Ulama di Ponpes Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah. 99 kiai khos atau kiai NU yang dianggap memiliki keistimewaan dan kemampuan luar biasa, hadir di acara ini.

Wakil Sekjen PBNU Masduki Baidlowi mengatakan, acara ini dibagi jadi dua pertemuan. Pertama, pertemuan khusus yang hanya diikuti oleh puluhan ulama dan kiai sepuh. Kedua, hasil pertemuan khusus akan kembali di bahas di acara seremonial.

Ada sejumlah poin yang dibahas dalam pertemuan ini. Secara umum, para ulama dan kiai sepuh ini membahas mengenai situasi nasional terkini, termasuk paham keagamaan di masyarakat.

"Seperti kasus di Sidoarjo, itu kan ada masalah perbedaan-perbedaan, jangan sampai perbedaan itu menajam di masyarakat," ujar Masduki di Ponpes Al Anwar, Rembang, Jawa Tengah, Kamis (16/3/2017).

Masalah lain yang juga dibahas secara serius adalah paham radikal yang telah berkembang di masyarakat. Radikalisme jadi persoalan serius yang dihadapi langsung oleh masyarakat di bawah.

"Nah bagaimana cara menghadapinya itu, nanti para kiai ini yang memberikan kepada PBNU dan akan menyampaikan ke pemerintah," tutur dia.

Permasalahan Nasional juga tak lepas dari pembahasan para ulama dalam pertemuan ini. Hal yang dibahas meliputi kemiskinan, kesenjangan sosial di masyarakat, hingga korupsi yang telah menjadi persoalan serius bangsa.

Namun Masduki tak menyebut secara langsung adanya pembahasan mengenai situasi politik terkini. Apalagi saat ini di masyarakat tengah terjadi perdebatan luar biasa mengenai pemimpin non-muslim.

"Nanti seperti apa hasil pertemuannya, Insyaallah Gus Mus yang akan membacakannya," ucap Masduki.

Yang pasti, lanjut Masduki, semua masukan dari para ulama dan kiai khos akan ditampung oleh PBNU. Selanjutnya PBNU yang akan bertanggung jawab untuk menyampaikan hasil pertemuan ini ke pemerintah pusat.

Video Terkini