Liputan6.com, Depok - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid menilai sosok KH Hasyim Muzadi sebagai pribadi yang terbuka dan menghargai perbedaan. Dia ingat pernah berbeda pendapat dengan Mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.
Nusron Wahid yang pernah menjadi Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nahdlatul Ulama mengatakan, sepanjang pengabdiannya di NU, ia pernah tiga kali berbeda pendapat dengan Hasyim Muzadi.
Baca Juga
Pertama, kata Nusron, ketika Hasyim mencalonkan diri sebagai wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri pada Pemilihan Presiden 2004.
Advertisement
"Kami tidak setuju, kami berdebat panjang waktu itu. Beliau ngotot, kami menyarankan supaya Pak Kiai tidak masuk ke ranah itu. Kemudian beliau kalah," ujar Nusron.
Perbedaan pendapat yang kedua ketika Hasyim Muzadi ingin mencalonkan diri kembali sebagai Ketua PBNU. Selanjutanya, perbedaan pendapat ketiga dan keempat adalah saat muktamar di Jombang dan Makassar.
"Kami tidak setuju, (Hasyim sebagai Ketua PBNU lagi). Selebihnya, kami selalu bersama-sama pilpers bareng," ujar dia.
Menurut Nusron, pribadi Hasyim Muzadi yang terbuka dan mau menerima perbedaan pendapat ini yang membuatnya berbeda dengan kiai lain. Biasanya kalau kiai berbeda pendapat dengan anak muda dianggap tidak sopan, tetapi Hasyim tidak demikian.
"Habis berbeda pendapat saya tetap diterima sebagai santri ketemu beliau. Ketawa bareng, bercanda bareng, karena bagi kami proses berbeda pendapat adalah sebuah kewajaran," ujar dia.
Nusron Wahid menambahkan, Hasyim Muzadi merupakan pejuang NU, pejuang kebangsaaan yang sangat sistematis, sangat konsisten, dan tidak pernah ingkar janji.
"Mampu mengintegrasikan Islam dengan nasionalis," tandas Nusron.