Liputan6.com, Jakarta Penyidik Polres Jakarta Selatan memeriksa enam orang terkait tragedi lift jatuh di Blok M Square. Dua orang di antaranya adalah perwakilan Manajemen Blok M Square.
"Kami mintai keterangan saksi enam orang yaitu dua dari internal managemen tentang perawatan dan dua orang outsourching dan saksi dari lantai tujuh," kata Kasat Reskrim Polres Jaksel AKBP Budi Hermanto di kawasan Blok M Square, Jakarta Selatan, Jumat (17/3/2017).
Selanjutnya, polisi akan meminta keterangan dari sejumlah ahli, salah satunya adalah Puslabfor. Itu untuk melihat apakah ada kelalaian dari pihak manajemen soal perawatan lift atau tidak.
Advertisement
"Kami akan komunikasi dengan saksi ahli dan labfor tentang kejadian ini, karena dari keterangan awal lift ini sudah berfungsi dari 2007 sehingga sudah dilakukan perawatan. Nanti akan kita lihat apakah (ada) kealpaan atau sesuatu yang tidak layak," kata Budi.
Selain itu, pihaknya menyita sejumlah barang bukti, yakni sejumlah dokumen milik manajemen mal dan beberapa data dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) musibah lift jatuh tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Husein Murad, yang meninjau langsung lokasi jatuhnya lift mengatakan, penyebab lift jatuh lantaran kelebihan muatan. Pasalnya, ketika itu alarm lift telah berbunyi.
"Iya sudah bunyi, menurut saksi tadi jadi lift tidak menutup. Memang masyarakat penumpang yang memaksa sekali untuk tetap bertahan dalam lift. Harusnya ketika bunyi kan ada yang keluar," kata Husein di Blok M Square, Jakarta Selatan, Jumat 17 Maret 2017.
Menurut Husein, lift nahas itu tidak langsung terjun ke lantai Basement Blok M Square. Melainkan sempat berhenti di lantai 3 untuk menurunkan menumpang. Hanya saja setelah dari lantai 3, lift jatuh ke basement.
"Lantai 7 belum, tapi dari lantai 3 itu. Dari lantai 7 penuh terus turun 'krek-krek', nah baru dari lantai 3 merosot," ucap dia.