Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi geram dengan masih maraknya pungutan liar (pungli). Terlebih dengan terkuaknya pungli yang diungkap Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalimantan Timur bersama Bareskrim Polri.
Mereka melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Samudra Sejahtera (Komura) di Samarinda. OTT ini berkaitan dengan pungli senilai Rp 6,1 miliar.
Baca Juga
Biang Kerok Pungli di Air Terjun Tumpak Sewu, Pengunjung Ngaku Bayar Tiket Masuk sampai 3 Kali
Viral Pungli Joki Pemandu Jalur Alternatif Puncak Bogor Rp850 Ribu, Apakah Permintaan Maaf Pelaku Cukup Loloskan dari Jerat Hukum?
Operasi Pemberantasan Premanisme di Tiga Lokasi Lampung Utara, 12 Orang Ditangkap
Jokowi menilai angka Rp 6,1 miliar itu bukan jumlah yang kecil dan tidak bisa dianggap sepele.
Advertisement
"Kita melihat Rp 6,1 miliar itu adalah angka yang besar, dan pasti itu sudah dilihat lama. Itu yang ketahuan lho ya. Hati-hati saya ingatkan," ujar Jokowi di Pasar Hongkong Singkawang, Kalimantan Barat, Jumat 17Â Maret 2017 malam.
Jokowi kembali mengingatkan agar semua instansi pemerintah menjaga kualitas pelayanan. Tindakan tegas tidak akan segan-segan untuk diberlakukan.
"Saya ingatkan agar semuanya hati-hati. Layani dengan baik, layani dengan cepat karena yang namanya saber (sapu bersih) pungli itu bekerja," tegas Jokowi.
Pemerintah terus berusaha meningkatkan pelayanan dengan melakukan berbagai perbaikan. Mengingat saat ini, pungutan liar masih menjadi salah satu permasalahan besar yang menyebabkan terganggunya sistem pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.
"Ini perlu kita ingatkan semuanya, bahwa kita ini ingin memperbaiki sistem yang ada," ucap Jokowi.