Liputan6.com, Jakarta Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia kian meningkat tiap tahunnya. Merebaknya diabetes mellitus di kalangan masyarakat Indonesia sangat erat kaitannya dengan gaya hidup dan pola makan yang tidak seimbang.
Data terbaru di tahun 2016 yang ditunjukkan oleh International Diabetes Federation menunjukkan bahwa diabetes merupakan permasalahan yang menjadi perhatian dunia, diilustrasikan satu dari 11 orang dewasa menderita diabetes, 12% dari dana kesehatan secara global teralokasikan untuk diabetes, dan salah satu dari 7 kelahiran terkena gestatitional diabetes.
Data terbaru di tahun 2015 yang ditunjukkan oleh Perkumpulan Endokrinologi (PERKENI) menyatakan bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia telah mencapai 9,1 juta orang. Bahkan kali ini Indonesia disebut-sebut telah bergeser naik dari peringkat ke-7 menjadi peringkat ke-5 teratas di antara negara-negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak dunia. Hal ini tentu memprihatinkan karena Indonesia masih berada di urutan ke-10 pada tahun 2010 lalu. Organisasi Kesehatan Dunia WHO memperkirakan jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia terus melonjak dari semula 8,4 juta penderita di tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta di tahun 2030.
Advertisement
Berdasarkan permasalahan tersebut, Laboratoium Klinik Prodia berupaya mengkampanyekan wellness testing untuk mencegah perkembangan penyakit diabetes mellitus di Indonesia melalui seminar dokter di 16 kota besar (Jakarta, Banda Aceh, Bogor, Surabaya, Bandung, Malang, Denpasar, Makassar, Medan, Solo, Manado, Yogyakarta, Balikpapan, Pekanbaru, Palembang, dan Padang).
Hari ini seminar dokter diadakan di Auditorium lantai 10 Prodia Tower, Jakarta dan mengambil tema “Good Doctor For the Great Family - Seminar on DM Wellness Testing”. Jakarta merupakan kota pertama yang menyelenggarakan semnas dokter ini kemudian dilanjutkan kota - kota besar lainnya. Sebagai pembicara dalam seminar tersebut, yaitu dr. Silvana Sartika Wangsa Wijaya MKK sebagai moderator, dr. K. Herry Nursetyanto,Sp.PD-KEMD sebagai moderator dalam studi kasus, lalu Prof. Sidartawan Soegondo, SpPD-KEMD yang berbicara mengenai faktor risiko, penyulit diabetes mellitus dan penatalaksanaan diabetes mellitus, dan Dr. Indriyanti Rafi Sukmawati, M.Si yang memaparkan mengenai peran biomarker dalam program wellness diabetes testing: wellness prediabetes dan wellness obesitas.
Menurut Prof. Sidartawan, diabetes mellitus merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif yang mengakibatkan terjadinya peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah.
Lebih lanjut Prof. Sidartawan mengatakan bahwa penatalaksanaan diabetes mellitus mempunyai tujuan akhir untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas diabetes mellitus yang secara spesifik ditujukan untuk mencapat 2 target utama, yaitu menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal dan mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes. “Mengelola penyakit diabetes mellitus sebenarnya mudah asal penderita bisa mendisiplinkan diri dan melakukan olahraga secara teratur, menuruti saran dokter, dan tidak mudah patah semangat,” ujarnya.
Sedangkan Dr. Indriyanti menegaskan bahwa diabetes mellitus dapat dicegah apabila para dokter mampu memberi edukasi kepada para pasiennya tentang hal-hal apa yang harus dilakukan untuk meminimalisir terjadinya diabetes mellitus pada diri pasiennya. “Edukasi ini dilakukan saat kita sudah mendeteksi pasien dalam tahap prediabetes, sehingga pasien dapat terhindar dari penyakit yang lebih parah dan tentunya biaya pengobatan pun dapat semakin dipangkas,” sambungnya.
Dalam paparannya, Dr. Indriyanti juga menjelaskan mengenai pemahaman pemeriksaan tentang diabetes mellitus adalah berdasarkan apa yang diukur dalam suatu tes, kemampuannya dan faktor lain yang mempengaruhinya. Adanya perkembangan yang sangat pesat dalam teknologi pemeriksaan laboratorium, seperti peningkatan sensitivitas dan spesifisitas metodologi pemeriksaan, menjadikan pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk diagnosis, terapi dan pemantauan penyakit diabetes melitus.
“Laboratorium Klinik Prodia juga telah menyediakan panel wellness testing sebagai pemeriksaan lanjutan untuk mereka yang berisiko mengalami gangguan penyakit diabetes mellitus. Melalui Panel Wellness Testing ini, gangguan diabetes mellitus dapat diatasi sedini mungkin dan progresivitas perkembangan penyakit dapat dicegah,” ujarnya.
Melalui seminar ini diharapkan para dokter memahami informasi tentang wellness testing guna mengidentifikasi risiko pada tahap dini perkembangan penyakit, memberikan informasi kepada para klinisi tentang penatalaksanaan prediabetes dan diabetes mellitus yang tepat berdasarkan diagnosis yang akurat, mendukung penegakan diagnosis dan tata laksana yang lebih dini agar pencegahan dan penanganan prediabetes dan diabetes mellitus dapat dilakukan lebih baik, serta menjadikan seminar ini sebagai ajang diskusi dan berbagi pengalaman menangani kasus prediabetes dan diabetes mellitus dengan rekan sejawat.
(ADV/PR)