Liputan6.com, Bogor - Demo penolakan ojek online oleh sejumlah sopir angkutan umum kota (Angkot) di Bogor, Jawa Barat, berakhir ricuh. Insiden ini merupakan buntut dari perselisihan antara para sopir angkot dengan pengemudi ojek online menyusul demonstrasi penolakan operasional tranportasi berbasis aplikasi di Bogor.
Isu bermula ketika sopir angkot melakukan sweeping terhadap mitra pengemudi ojek online di Bogor, yang juga diikuti kekerasan. Ada sejumlah pengemudi ojek yang helmnya direbut lalu dipecahkan, sampai dengan memaksa penumpang ojek untuk turun.
Baca Juga
Bahkan tersiar kabar salah satu driver ojek online ditabrak oleh sopir angkot di Jalan Abdullah bin Nuh atau Yasmin, Kota Bogor sekitar pukul 17.00 WIB.
Advertisement
Salah satu pengendara ojek online, Nana (43) menuturkan, ada seorang pengemudi Gojek ditabrak sopir angkutan 32 jurusan Cibinong-Panaragan di Simpang Yasmin Jalan Abdullah bin Nuh.
"Driver kami mengalami patah kaki akibat terlindas mobil," ujar dia, Senin (20/3/2017).
Korban bernama Yudisial harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Hermina akibat diduga ditabrak sopir angkot.
Kapolsek Bogor Barat Kompol Indriningtias mengaku telah menerima laporan dari rekan korban. Pihaknya akan mengusut kasus tabrak lari tersebut.
"Kami sedang telusuri terkait tabrak lari ini," kata Indriningtias.
Indriningtias meminta agar agar para pengemudi ojek online tidak terpancing emosi dan main hakim sendiri. "Serahkan semua kepada pihak kepolisian," ujar dia.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto pun ikut turun tangan meredam situasi. Bima menemui massa ojek online yang berkumpul di Jalan Abdulullah bin Nuh Kota Bogor. Dia meminta kedua pihak agar tak ada yang terprovokasi dan main hakim sendiri.
Hingga pukul 21.00 WIB, ratusan driver ojek online masih berkumpul di underpass Jalan Soleh Iskandar Kota Bogor usai berkerumun di Jalan Abdullah bin Nuh. Polisi pun masih terlihat berjaga-jaga mengamankan situasi.