Sukses

Jokowi Teringat Hal Ini Saat Ziarah ke Pemakaman Mahligai Barus

Pemakaman ini berada di atas lahan seluas 3 hektare dan berada di atas bukit.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berziarah ke Pemakaman Mahligai Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Kawasan yang sudah lama jadi objek wisata religi ini kembali mengingatkan Jokowi dengan hubungan antara Indonesia dengan Timur Tengah.

Jokowi mengatakan, keberadaan kompleks makam Mahligai Barus menunjukkan hubungan Indonesia dengan Timur Tengah tak hanya sekadar kerja sama biasa. Jauh lebih dulu, Indonesia dan Timur Tengah memiliki hubungan sejarah yang tak bisa terhindarkan.

"Ini menunjukkan bahwa hubungan antara Timur Tengah dengan Indonesia itu sudah ada sejak abad ke-6. Jadi kalau di Masehi itu 661 Masehi, 48 Hijriah, jadi artinya memang ratusan tahun yang lalu hubungan itu telah ada," kata Jokowi di lokasi, Jumat (24/3/2017).

Bidang perdagangan membuat Indonesia, khususnya Barus, sangat dekat dengan Timur Tengah. Produk kapur barus dan rempah-rempah sangat tersohor hingga ke Timur Tengah bahkan Eropa.

"Hubungan yang sifatnya dagang mencari di sini kapur barus, merica, kemiri, kemenyan, semuanya ada dari Barus dan sekitarnya," imbuh dia.

Pemakaman ini berada di atas lahan seluas 3 hektare dan berada di atas bukit. Di kompleks pemakaman ini, terdapat makam ulama besar asal Timur Tengah yang juga berperan pada penyebaran ajarann Islam di Indonesia.

Karena itu, tak aneh bila hubungan Indonesia dengan Timur Tengah berjalan dengan baik sejak sebelum kemerdekaan. Jokowi yakin hubungan baik tersebut akan terus terjalin di masa mendatang.

"Hubungan kita dengan Timur Tengah sudah lama sekali, ya kalau sekarang ini semakin erat ya memang sudah sewajarnya karena dulu saja sudah dekat, sudah erat, sekarang kalau semakin erat juga semakin baik," ucap dia.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dan Ibu Iriana, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, serta Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi.