Sukses

Aher Imbau Warga Jawa Barat Siaga Bencana Banjir dan Longsor

Bencana banjir di Jawa Barat memang bukan hal yang baru, akan tetapi bencana tersebut menjadi momok

Liputan6.com, Jakarta - Warga Jawa Barat pada hari ini Kamis (30/3) mungkin merasakan perubahan cuaca yang ekstrem, panas berlebih kemudian berubah menjadi hujan yang lebat misalnya. 

Fenomena cuaca tersebut memang sudah diprediksi dari akhir tahun lalu, bahwa berbagai daerah akan mengalami perubahan cuaca drastis.

Namun yang dikhawatirkan adalah hujan yang memiliki durasi panjang sepanjang akhir tahun 2016 sampai pertengahan tahun 2017.

Hujan tidak datang dan pergi begitu saja, setiap kali hujan dalam rentang waktu yang tentunya akan beresiko untuk banjir dan longsor.

Hal tersebut berusaha diantisipasi oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang akrab disapa dengan nama Aher yang segera menyerukan warga Jawa Barat untuk siaga menghadapi banjir dan longsor.

Himbauan tersebut diserukan Aher setelah menerima laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai curah hujan yang tinggi dan beresiko di berbagai daerah Jawa Barat.

“Provinsi Jawa Barat dalam keadaan siaga darurat bencana alam banjir dan tanah longsor, terhitung mulai tanggal 1 November 2016 sampai dengan 29 Mei 2017,” ujar Aher ketika ditemui di Gedung Sate, Senin (14/11/16) oleh tim Liputan6.com.

Bencana banjir di Jawa Barat memang bukan hal yang baru, akan tetapi bencana tersebut menjadi momok yang lebih menakutkan untuk beberapa tahun belakangan ini.

Sebut saja pada akhir tahun 2016 lalu, daerah yang tidak terduga seperti Pasteur, Bandung mengalami banjir setinggi 1,5 meter.

Pasteur sendiri hampir tidak pernah diprediksi akan mengalami banjir setinggi itu, curah hujan yang tinggi menjadi biang keladi bencana banjir yang banyak menghayutkan berbagai kendaraan di sepanjang jalan di Pasteur tersebut.

Tidak mau kecolongan lagi Aher kemudian membuat kebijakan siaga banjir dari bulan November tahun 2016 sampai akhir bulan Mei tahun 2017.

Pernyataan Aher tersebut tertuang pada surat penetapan bernomor 360/284-BPBD dan ditandatangani tanggal 1 November 2016 lalu, mengenai kesiap-siagaan bencana alam Jawa Barat dan penetapan status siaga darurat bencana.

Menurut Gubernur Jawa Barat tersebut, penetapan status darurat ini kelak akan berpengaruh pada kemudahan administrasi/mekanisme penggunaan anggaran untuk penanggulangan bencana.

"status ini berdasarkan rapat koordinasi antara Pemprov Jabar dengan para pemangku kepentingan dan instansi terkait pada 4 september 2016, serta hasil evaluasi terhadap bencana alam banjir dan longsor yang terjadi di beberapa wilayah di Jabar," ujar Aher.

"Saya instruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jabar (BPBD) melaksanakan upaya-upaya kesiapsiagaan keadaan darurat, sehingga mampu meminimalisasi potensi dampak bencana melalui penanganan yang bersifat cepat, tepat dan terpadu, seusai ketentuan peraturan perundangan,” tambah Aher.

Aher juga menghimbau kepada berbagai kepala daerah untuk berwaspada untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan tindakan-tindakan preventif yang diperlukan, mengingat rekomendasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sampai bulan Mei 2017 curah hujan di berbagai daerah di Jabar cukup tinggi.

 

(*)

Video Terkini