Sukses

Agar Jasad Telantar Tak Semakin Telantar

Setiap hari, ada lima jenazah telantar yang harus diurus. Jenazah itu dimakamkan di TPU Pondok Ranggon.

Liputan6.com, Jakarta - Agus Sudarwanto (40) dan Sofyan Suri (42) langsung memacu ambulans menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur, seusai memulasarakan jenazah. Mereka hendak menguburkan seorang lansia yang meninggal di sebuah panti di bilangan Jakarta Timur.

Sesampainya di TPU, kedua petugas harian lepas pemulasaraan jenazah dari Dinas Kehutanan DKI Jakarta itu langsung menuju blok orang telantar. Blok tersebut berada di bagian ujung TPU.

Pemandangan di blok tersebut cukup kontras. Sebab, blok ini berbeda dengan blok lain, yang dipenuhi taburan bunga dan batu nisan. Hanya ada gundukan tanah yang ditancapi papan kayu yang bertuliskan huruf atau angka.

"Ini sebagai tanda," ucap Agus kepada Liputan6.com, Selasa 21 Maret 2017. Tanda ini hanya dituliskan di nisan jenazah telantar atau tanpa identitas.

Dinas Kehutanan DKI Jakarta Menyediakan Petak Kubur untuk Jenazah Terlantar (Liputan6.com/Mochamad Khadafi)

Nisan kayu bertuliskan huruf atau angka ini cukup banyak jumlahnya. Bahkan setiap hari, nisan-nisan baru ini terus bermunculan. Sebabnya, ada jenazah telantar atau tanpa identitas lain yang kudu dikuburkan.

Agus mengungkap cerita, Dinas Kehutanan yang dahulu bernama Dinas Pertamanan dan Pemakaman menyediakan lima lubang setiap harinya buat jenazah telantar atau tanpa identitas ini. Kelima lubang tersebut tak pernah kosong.

"Itu bisa terisi semua. Kalau kurang, ya gali lagi," ucap Agus.

Menengok catatan Bidang Pemakaman Dinas Kehutanan DKI, jumlah jenazah telantar yang dimakamkan pada 2014 hingga 2016 mencapai 3.143 jenazah. Sementara untuk 2017, petugas sudah menguburkan 483 jenazah hingga Maret ini. Ini berarti, ada enam jenazah telantar yang dikuburkan setiap hari di Jakarta.

Pekerja Harian Lepas bersantai seusai bekerja di TPU Pondok Ranggon (Liputan6.com/Rizki Amelia Octora)

Toh, banyaknya jumlah jenazah tak membuat surut semangat Agus dan rekan-rekan di Palang Hitam. Agus yang sudah tujuh tahun bertugas memulasarakan jenazah sudah tak peduli harus mengurus jenazah seperti apa dan dari mana.

Meski sebenarnya, Agus bisa membawa jenazah langsung ke TPU tanpa harus dimandikan lantaran tak ada keluarga atau aturan medis yang mengharuskan. Namun, bapak dua anak ini punya alasan. Dia bilang, siapa pun yang meninggal, jika itu manusia, maka dia harus diperlakukan selayaknya manusia.

"Tetap dimandikan, yang namanya manusia awalnya bersih, mati juga harus bersih," ucap Agus.